Mohon tunggu...
Jamur Pena
Jamur Pena Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Media hiburan berwawasan, agar bisa kenal lebih dekat bisa follow akun instagram @putranug__ .

Selanjutnya

Tutup

Roman

Cerpen: Pertama dan Terakhir

25 Juli 2024   08:45 Diperbarui: 4 Agustus 2024   18:05 98
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ia langsung berbalik reflek penasaran siapa yang memanggil. Tiba-tiba bahunya ditepuk dari belakang.

"Heyy, ini aku Dahlan"

Aku kaget ternyata pak Dahlan mengikuti acara bedah buku juga. Raka diajak ngopi oleh pak dahlan di caffe mall dan berbincang-bincang hangat.

"Aku punya sahabat, katanya ia ingin dicarikan menantu yang pas untuk menjadi pasangan putrinya dan aku merasa kaulah yang cocok, coba besok kamu datangi alamat ini, umurmu dan karirmu sudah juga sudah matang jadi tidak masalah jika kau melanjutkan fase hidupmu ke jenjang selanjutnya". Ucap pak Dahlan

Dirinya seperti tersengat dan tiba-tiba kaku, ia mulai bertarung dengan pikirannya sendiri seakan hatinya berkata "Bisakah aku melanjutkan hidup baru?". Tapi karena tidak enak ia terima alamatnya dan berbincang seperti biasa.

Beberapa hari ia memikirkan untuk berangkat ke rumah yang diceritakan pak Dahlan, trauma masa launya masih terus menghantui hingga tak percaya dirinya akan diterima baik oleh sang calon. Sampai ia dikirim pesan oleh pak Dahlan dengan sebuah ancaman

"Keluarga sahabatku sudah menunggu kehadiranmu, jika kamu tidak mendengarkanku dan menemuinya kamu pasti akan menyesal seumur hidupmu".

Menyesal? Yang ia pikir hanya trauma masa lalu harusnya yang ia sesali tapi kenapa aku hatiku berkata lain? Batinnya seperti memaksa untuk mengikuti saran pak Dahlan.

Raka bergegas berangkat ke rumah yang dituju menggunakan motornya, rumahnya lumayan jauh sekitar 45km jarak yang ditempuh kemungkinan akan memakan waku kurang lebih satu setengah jam.

Sebenarnya dengan karir yang ia tempuh saat ini bisa aja ia membeli sebuah rumah dan mobil tapi menurutnya itu tidak terlalu penting dan membuang uangnya karena ia hidup hanya sendiri sebagai anak tunggal, kedua orang tuanya meninggal saat ia kuliah semester kedua.

Raka memasuki sebuah komplek agak dekat dengan pertengahan kota, meskipun dipertengan kota rumah di komplek tersebut terlihat sederhana namu elegan, tfiak seperti komplek pada umumya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Roman Selengkapnya
Lihat Roman Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun