Â
/2/
Uraian air mata jadi saksi
Tak henti-hentinya ia menyulam doaÂ
Berharap suatu saat doa yang tersulam berubah menjadi pelindung
Satu yang ia yakini "selalu ada Tuhan dalam hatinya"
Sebagai satu-satunya penolong
Sebagai satu-satunya jawaban dari segala doa
Â
/3/
Kini satu persatu datang tanpa muka
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!