Mohon tunggu...
Putri Apriani
Putri Apriani Mohon Tunggu... Freelancer - Fiksianer yang Hobi Makan

@poetri_apriani | poetriapriani.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Doa Si Anak Singkong

21 Desember 2015   10:57 Diperbarui: 21 Desember 2015   13:34 273
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

/1/

Rupanya tangan Tuhan telah bermain

Mengubah nasib si anak singkong perlahan menaiki tangga

Cemoohan datang silih berganti

Cobaan seperti tak henti-hentinya

Orang-orang terdekat mengkhianati

Orang-orang tersayang menjauhi

Bahkan seperti membuangnya bagai sampah

Menjual mulut-mulut nyinyir di belakang tubuh

Pun ada waktu berkacak pinggang dihadapannya

 

/2/

Uraian air mata jadi saksi

Tak henti-hentinya ia menyulam doa 

Berharap suatu saat doa yang tersulam berubah menjadi pelindung

Satu yang ia yakini "selalu ada Tuhan dalam hatinya"

Sebagai satu-satunya penolong

Sebagai satu-satunya jawaban dari segala doa

 

/3/

Kini satu persatu datang tanpa muka

Bermodal mulut manis

Seakan semua baik-baik saja

Seakan tak pernah terjadi apa-apa

 

/4/

Ia memaafkan, membiarkan yang mengaku sebagai sahabat memasuki hidupnya kembali

Lalu apa yang didapat?

Luka lama yang terbuka kembali

Juga ditambah dengan luka baru yang tak kalah menyakitkan

Begitu, dan selalu begitu

Si anak singkong berkata, "aku tak membenci kalian, hanya saja aku tak ingin mengenal kalian lagi, bolehkah?"

 

/5/

Lalu sanak saudaranya pun perlahan mendekati

Menyadari bahwa sangkaan mereka selama ini salah

Mulut yang biasa nyinyir kini perlahan terbungkam

Datang dengan mulut dan mimik muka yang manis

"Lantas di mana mereka yang selama ini kalian banggakan? Hanya mampu merajam helai-helai hati yang kalian punya." Ungkap si anak singkong dalam hati.

Menangis, memohon pertolongan pada si anak singkong.

 

/6/

Hidup memang telah menempanya menjadi 'anak singkong' yang lebih tegar

Janji Tuhan akan selalu datang di waktu yang tepat

Pilihannya, apakah waktu menunggu akan dilewati dengan bersabar dan terus berusaha menjadi yang lebih baik? Atau menggerutu dan diam tanpa melakukan apa-apa?

 

 

Hasbunallah Wa Ni'mal Wakil

Ni'mal Maula Wa Ni'man Nashir

"Cukup Allah sebagai penolong kami, dan Dia sebaik-baik pelindung." 

(QS. Ali Imran : 173)

 

Sumber Ilustrasi Gambar

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun