Mohon tunggu...
Purwanto
Purwanto Mohon Tunggu... Dosen - Data Diri

Purwanto, Owner Ranyono Multimedia - Dosen STT Efata Salatiga - Ketua Umum Badan Kerjasama Gereja-Gereja Salatiga - BKGS Filosofi hidup KOLOSE 3 : 23

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Artikel Utama

Menelaah Program Makan Bergizi Gratis

4 Juni 2024   21:11 Diperbarui: 11 Juni 2024   15:00 678
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Siswa memperlihatkan menu makan siang pada kegiatan simulasi program makan siang gratis untuk siswa di SMP Negeri 2 Curug, Kabupaten Tangerang, Banten, Kamis (29/2/2024) | KOMPAS/PRIYOMBODO

Menarik untuk disimak perubahan konsep makan siang gratis, menjadi makan bergizi gratis bagi yang membutuhkan. Ketika terdapat narasi makan siang gratis pasti semua menafsirkan pelaksanaan di siang hari dan berlaku bagi siap saja tanpa membedakan yang membutuhkan atau tidak membutuhkan. 

Penulis sendiri juga memiliki penafsiran bahwa konsep makan siang gratis berarti berlaku untuk seluruh siswa, sebab narasi terdahulu tidak ada kosa kata "bagi yang membutuhkan".  

Selanjutnya ketika dirubah dengan kalimat makan bergizi gratis bagi yang membutuhkan, justeru ini menjadi pertanyaan. Bagaimana mengelompokkan anak yang membutuhkan dan yang tidak membutuhkan, apakah implementasinya diberikan pada daerah tertentu yang dianggap membutuhkan, dan tidak perlu dilaksanakan di daerah tertentu yang dianggap tidak membutuhkan? Kalau hal ini cara yang akan ditempuh apakah ada kemutlakan daerah tertentu 100% membutuhkan, dana apakah ada daerah tertentu 100% tidak membutuhkan? Tentu ini ini bukanlah hal yang mudah.

Adalah sebuah keniscayaan di dunia ini selalu saja ada perbedaan, di dunia ini tidak ada hal yang bersifat homogen mutlak, yang terjadi adalah keterogenitas. Demikian pula dari kacamata cukup dan tidak cukup sudah barang tentu di tengah-tengan masyarakat terdapat anggota masyarakat yang disebut membutuhkan di satu sisi, dan terdapat anggota masyarakat yang tidak membutuhkan di sisi lain. 

Seandainya program makan bergizi gratis akan diterapkan pada satu sekolah, di mana sekolah tersebut terdapat anak yang membutuhkan dan anak yang dianggap tidak membutuhkan, apakah yang diberi makanan bergizi gratis hanya anak yang membutuhkan? 

Bagaimana dengan anak yang dianggap tidak membutuhkan? Kalau akhirnya anak yang dianggap tidak membutuhkan tidak menerima manfaat apa yang akan terjadi? Pasti akan menimbulkan gejolak. Ini perlu diantisipasi.

2. Anak dari Keluarga Mampu

Sebagaimana telah dijelaskan di atas, bahwa di masyarakat ini adalah beragam, bukan sebuah kemutlakan. Maka dalam hal kemampuan secara finansial ada saja keluarga dari anak-anak yang bersekolah terdapat keluarga yang disebut mampu, yang sudah terbiasa dengan penyediaan makanan bergizi yang cukup dan seimbang, bahkan disajikan dengan cara-cara yang berkualitas. 

Banyak orang tua yang memiliki perhatian serius akan hal ini. Maka di samping sebelum berangkat sekolah sudah terbiasa menkonsumsi makanan yang bergizi juga dibekali dengan makanan bergizi ketika hendak ke sekolah, maka pada dasarnya anak-anak ini tidak perlu menerima manfaat dari program makan makanan bergizi. 

Bisa jadi ketika di sekolah disediakan makanan bergizi gratis karena kualitasnya tidak sebanding dengan yang biasa disediakan oleh orang tuanya maka makan bergizi gratis dari pemerintah bakal ditolak. Itu artinya akan terjadi kesia-sian yang artinya terjadi pemborosan.

3. Besaran Anggaran Makanan Bergizi Gratis dan Asal-usulnya

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun