Mohon tunggu...
Puspo Lolailik Suprapto
Puspo Lolailik Suprapto Mohon Tunggu... Lainnya - Esais/Bookstagrammer

Nulis apa saja :)

Selanjutnya

Tutup

Book

Menelusuri Kegelapan Aceh: Kekerasan dan Konsekuensinya dalam Cerpen-cerpen Kebun Jagal

19 Agustus 2024   09:27 Diperbarui: 19 Agustus 2024   09:29 99
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Atau, ia juga bisa menempatkan tuntutan pernikahan ideal menurut adat di antara Aceh dan kekerasan psikologis yang menyebabkan kematian Yanti dalam cerpen "Sangkar" (hal. 121).

Jika dipikirkan lebih lanjut, rangkaian pemikiran ini mengarah pada kesimpulan bahwa tanpa adanya militer atau tuntutan pernikahan yang ideal, Aceh tidak akan terkait secara langsung dengan kekerasan.

Kesimpulan ini dalam dunia semiologi bisa saja sama atau berbeda dari pembahasan di luar konteks sastra tentang hubungan antara Aceh dengan kekerasan, militer, adat, atau bahkan agama.

Kita tahu bahwa kekerasan bisa terjadi di mana saja dalam kehidupan sehari-hari, sehingga penting untuk mencari tahu apa penyebabnya, bagaimana cara kerjanya, dan bagaimana mencegah atau menanganinya jika sudah terjadi. 

Melalui dunia fiksi dalam "Kebun Jagal", hal ini dieksplorasi, memberikan pandangan yang mungkin bisa diterapkan dalam kehidupan nyata.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Book Selengkapnya
Lihat Book Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun