Mohon tunggu...
Puspa Agustin
Puspa Agustin Mohon Tunggu... Penulis - Penulis - Sastra Indonesia

Seseorang yang memiliki ketertarikan pada bidang kepenulisan

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen: Belalak

15 November 2024   01:27 Diperbarui: 18 Desember 2024   01:02 171
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Ketika Mbak hilang, Mas Roy melakuken perjanjian gaib lagi di Gunung Kawi itu, Mbak. Saya ndak tau perjanjian opo. Tapi, Mas Roy dumadakan meninggal ing njero tenda dari 2 hari yang lalu. Tubuhnya seperti berat sekali, warga wis nyoba nulung nanging tetep ora bisa metu. Matanya juga terbelalak, kita ora bisa nutup."

Gadis menangis tersedu-sedu dipelukan Mia. Ia tidak menyangka kalau Roy, kekasihnya yang manis berakhir seperti ini.

Tiba-tiba dering alarm berbunyi. Sudah pukul 09.00 WIB, Gadis kesiangan. Ia terlambat berangkat ke kantor.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun