Mohon tunggu...
Puspa Agustin
Puspa Agustin Mohon Tunggu... Penulis - Penulis - Sastra Indonesia

Seseorang yang memiliki ketertarikan pada bidang kepenulisan

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen: Belalak

15 November 2024   01:27 Diperbarui: 18 Desember 2024   01:02 164
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Heleh, kolot glo!"

Setelah 1 jam lamanya mereka membeku memperhatikan si kakek, tiba-tiba mereka terjatuh lemas.

"Aduhh, ini kenapa yah?" Tanya Mia.

"Kowe sing edan!" Umpat seorang bocah laki-laki dengan perawakan umur 13 tahun yang tiba-tiba muncul dari belakang si kakek.

"Kalian itu dalam pengaruh guna-gunanya Mas Roy. saya beberapa kali liat dia bolak-balek ke Gunung Kawi untuk melakuken ritual-ritual, pesugihan. Mungkin sampeyan digawa mrene kanggo kurban."

Gadis terkejut mendengar penjelasan si kakek, ia berdiri dan bertanya, "apa iya? Sekarang Roy di mana?" sambil celingukan.

Kakek menunjuk ke arah tenda mereka.

Gadis dan Mia perlahan mendekat ke tenda.

"Astaghfirullah al adzim." Sontak mereka beristighfar.

Mereka mundur perlahan.

Gadis menatap getir ke wajah kakek tua, seperti memberi sinyal untuk dijelaskan atas apa yang sebenarnya telah terjadi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun