Mohon tunggu...
Purwanto
Purwanto Mohon Tunggu... Guru - Belajar menulis

Pendidik Anak Berkebutuhan Khusus di SLB AC Dharmawanita Kabupaten Sidoarjo

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Pembalajaran Berdiferensiasi sebagai Solusi Keberagaman Murid di Dalam Kelas

6 Maret 2022   21:58 Diperbarui: 7 Maret 2022   15:41 2393
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Purwanto

Guru SLB AC DharmaWanita K ab. Sidoarjo / CGP Angkatan ke IV kelas 100 A

Setiap hari, baik guru kelas ataupun guru mata pelajaran dihadapkan dengan berbagai keunikan muridnya.  Keunikan murid -- murid yang beragam ini, dalam tradisi mengajar guru  - guru di Indonesia  selama ini  tidak mendapatkan perhatian yang semestinya. Guru mengajar sebagaimana guru tersebut melihat seniornya mengajar tanpa berani melakukan "sesuatu yang baru".

Ketidak beranian ini dikarenakan memang sistim pendidikan di Indonesia menganut model pembelajaran klasikal murni, dimana semua siswa didalam kelas mendapatkan materi pelajaran yang sama dan diajar dengan metode yang sama dengan jam belajar yang juga sama. 

Diferensiasi pemberian materi pelajaran dalam Kurikulum 2013 yang hingga saat ini masih berlaku, hanya diberlakukan berdasarkan kecepatan siswa dalam menyerap materi pelajaran. 

Identifikasinya berdasarkan hasil ulangan,  Baik ulangan formatif ataupun ulangan Sumatif. Dari hasil ulangan tersebut, murid yang nilainya diatas Kriteria Ketuntasan Minimal ( KKM) akan mendapat materi tambahan yang disebut dengan materi Pengayaan, sedangkan murid -- murid yang nilainya dibawah KKM akan mendapatkan pengulangan materi sebelumnya yang disebut dengan remidial.

Diferensiasi semacam ini tidaklah salah namun masih masih kurang menyentuh sisi paling mendasar dari kebutuhan belajar murid yakni : minat belajar, profil beajar dan kesiapan belajar tiap murid yang tentunya seharusnya ketiga hal terebut menjadi dasar pertimbangan dilakukan pembelajaran berdiferensiasi.      

 Berdasarakan modul 2.1 Learning Management System ( LMS) Pndidikan Guru Penggerak angkatan ke 4, Definisi dari Pembelajaran berdiferensiasi adalah pembelajaran yang mengakomodir kebutuhan belajar murid. Guru memfasilitasi murid sesuai dengan kebutuhannya, karena setiap murid mempunyai karakteristik yang berbeda-beda, sehingga tidak bisa diberi perlakuan yang sama. 

Untuk dapat melaksanakan pembelajaran berdiferensiasi maka seorang guru sebelum masuk kelas untuk mengajar harus menggadakan penggalian informasi  tentang Kesiapan belajar, Minat belajar, Profil belajar tiap murid -- muridnya yang tentunya belum tentu sama antara murid yang satu dengan yang lainnya  meskipun usia mereka relatif sama dan berada didalam kelas yang sama.  

Kesiapan belajar murid adalah Potensi akademik awal yang dimiliki seorang murid sebagai bekal untuk mempelajari materi yang akan diajarkan guru kepadanya.  

Menurut Tomlinson yang dikutip dalam Modul Pendidikan Guru Penggerak 2.1, Kesiapan belajar setiap murid itu  seperti equalizer akademik yang bisa digeser kekanan atau kekiri. " Setelan" equalizer ini tiap anak berbeda.  Ada 6 setelan equalizer akademik yang dimiliki setiap satu orang murid, yakni:

  • Dia masih berfikir mendasar atau sudah berfikir transformatif
  • Dia masih berfikir konkret atau sudah berfikir abstrak
  • Dia masih berfikir sederhana atau sudah berfikir kompleks
  • Dia masih membutuhkan penjelasan terstruktur atau sudah mampu berfikir Open Ended
  • Dia cara berfikirnya masih Tergantung (dependent)  atau sudah  Mandiri (Independent)
  • Dia berfikirnya lambat atau sudah cepat 

Keenam potensi berfikir ini bisa dijadikan pertimbangan bagi seorang guru untuk membuat kelompok -- kelompok belajar dikelas selama pembelajaran berdiferensiasi diaplikasikan. Misalnya guru akan mengajaran materi matematika mengenal luas bangun datar segi empat, guru bisa membagi murid dikelas menjadi dua kelompok.  

Kelompok A  beranggotaan murid -- murid yang masih berfikir mendasar, Kelompok B beranggotakan murid -- murid yang sudah berfikir transformatif. Diferensiasi yang dilakukan untuk kelompok A adalah memberikan penjelasan cara menghitung luas bangun datar segi empat secara mendasar  dengan memberi lebih banyak contoh dan berulang ulang sampai mereka faham dengan sedikit latihan soal. 

Diferensiasi yang dilakukan untuk kelompok B adalah memberikan penjelasan secara lebih singkat dan lebih banyak memberikan latihan soal untuk mengasah ketelitian tiap murid dikelompok ini.

Adapun cara menggali informasi tentang Kesiapan belajar setiap murid bisa dilakukan dengan beberapa cara, yakni:

Mengadakan tes awal (Pretes) secara tertulis

Mengadakan kuis secara lisan sebelum materi baru diajarkan

Mengamati cara belajar murid pada materi sebelumnya

Berdiskusi dengan murid -- muridnya berdasarkan pemahaman awal murid pada materi yang akan diajarkan

Menggunakan berbagai penilaian penilaian diagnostik untuk memastikan bahwa murid telah berada dalam level yang  sesuai

Minat belajar murid adalah kesediaan seorang murid mempelajari suatu materi pelajaran  jika dikaitkan dengan minat pribadi mereka dibidang tertentu dalam kehidupan sehari -  hari dirumah atau kepribadian mereka. Contoh : Ali suka sekali sepak bola. Dia akan sangat berminat mempelajari mata pelajaran tertentu jika dikaitkan dengan sepakbola. 

Misalnya Pelajaran matematika, materi mengenal macam -- macam bangun ruang, maka Ali akan semangat belajar jika contoh -- contoh bangun ruang yang disajikan guru berhubungan dengan sepak bola. Misalnya bangun ruang bola, contohnya bola yang dipakai untuk sepak bola. Bangun ruang tabung, contohnya alat musik genderang yang biasa digurnakan suporter sepakbola dan lain -- lain.

Beberapa cara yang dapat dilakukan oleh seorang  guru untuk menarik minat belajar murid diantaranya adalah dengan:

Menciptakan situasi pembelajaran yang menarik perhatian murid (misalnya dengan humor, menciptakan kejutan-kejutan, dsb)

Menciptakan konteks pembelajaran yang dikaitkan dengan minat individu murid,

Mengkomunikasikan nilai manfaat dari apa yang dipelajari murid,

Menciptakan kesempatan-kesempatan belajar di mana murid dapat memecahkan persoalan (problem-based learning).

Profil belajar murid adalah  cara atau kondisi seperti apa yang menjadi faktor belajar terbaik bagi seorang murid dalam mempelajari suatu materi pelajaran. Tujuan dari mengidentifikasi atau memetakan kebutuhan belajar murid berdasarkan profil belajar adalah untuk memberikan kesempatan kepada murid untuk belajar secara natural dan efisien sesuai " kodrat" mereka.

Profil belajar seorang murid terkait dengan banyak faktor, diantaranya:

  • Lingkungan belajar murid, misalnya terkait dengan suhu ruangan dikelas, tingkat kebisingan kelas, jumlah cahaya didalam kelas, apakah lingkungan belajarnya terstruktur/tidak terstruktur,dsb. Contohnya: mungkin ada anak yang tidak dapat belajar di ruangan kelas yang terlalu dingin, terlalu bising, terlalu terang, dsb.
  • Pengaruh Budaya atau kepribadian murid : misalnya dia berkepribadian santai atau  terstruktur, pendiam atau  ekspresif, personal atau impersonal.

  • Gaya belajar.
  • Gaya belajar adalah bagaimana murid memilih, memperoleh, memproses, dan mengingat informasi baru. Secara umum gaya belajar ada tiga, yaitu:

Visual: belajar dengan melihat (misalnya melalui materi yang berupa gambar, menampilkan diagram, power point, catatan, peta, graphic organizer );

Auditori: belajar dengan mendengar (misalnya mendengarkan penjelasan guru, membaca dengan keras, mendengarkan pendapat saat berdiskusi, mendengarkan musik);

Kinestetik: belajar sambil melakukan (misalnya bergerak dan meregangkan tubuh, kegiatan hands on, dsb).

Apabila dikaitkan dengan kecerdasan majemuk (multiple intelligences) menurut teori dari Howard Gardner, maka Profil belajar murid bisa dideferensiasikan berdasarkan 8 macam bidang kecerdasan, yakni : Kecerdaan visual-spasial, musical, bodily-kinestetik, interpersonal, intrapersonal, verbal-linguistik, naturalis, logic-matematika.

Apabila seorang guru akan mengaplikasikan pembelajaran berdiferensiasi berdasarkan gaya belajar, maka beliau harus membagi murid menjadi tiga kelompok yakni kelompok visual, kelompok auditori dan kelompok kinestetik. Untuk kelopok visual, beliau harus menggunakan banyak gambar atau alat bantu visual saat menjelaskan. Untuk kelompok Auditori, beliau harus menyediakan video  / recorder yang dilengkapi  penjelasan lisan yang dapat diakses oleh murid.untuk kelompok murid kinestetik, beliau harus membuat beberapa sudut belajar atau display yang ditempel di tempat-tempat berbeda untuk memberikan kesempatan  murid kinestetik bergerak saat mengakses informasi pelajaran.

Berikut ini adalah beberapa contoh cara-cara yang dapat dilakukan untuk mengidentifikasi kebutuhan belajar murid berdasarkan Profil belajarnya:

Mengamati perilaku murid-murid mereka;

Mendiskusikan kebutuhan murid dengan orang tua atau wali murid;

Mengamati murid ketika mereka sedang menyelesaikan suatu tugas atau aktivitas;

Bertanya atau mendiskusikan permasalahan dengan murid;

Berbicara dengan guru murid sebelumnya;

Melakukan survey untuk mengetahui gaya belajar  murid

Mereview dan melakukan refleksi terhadap praktik pengajaran mereka sendiri untuk mengetahui efektivitas pembelajaran mereka; dll.

Dari berbagai ulasan diatas dapat disimpulkan bahwa pembelajaran berdiferensiasi  adalah sebuah pendekatan pembelajaran yang berpusat pada murid dengan tujuan memenuhi kebutuhan belajar setiap murid berdasarkan Kesiapan belajar, Minat belajar dan Profil belajarnya. 

Dengan adanya pendekatan diferensiasi yang diaplikasikan didalam kelas, diharapkan setiap murid bisa belajar secara natural dan sesuai dengan ajaran Ki hajar Dewantara bahawa setiap murid hendaknya diajari  sesuai dengan kodrat alam dan kodrad jaman mereka.

REFERENSI

Learning Management System ( LMS) Pendidikan Guru Penggerak Angkatan ke IV, Modul 2.1

Kecerdasan majemuk ( Multiple Intelegences ), Kriesna Kharisma Purwanto, Http://repository.ac.id diakses pada 1 Maret 2022

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun