Mohon tunggu...
Purwa Kurnia Sucahya
Purwa Kurnia Sucahya Mohon Tunggu... Lainnya - Peneliti dan Pengamat Kesehatan Masyarakat

Peneliti di Pusat Penelitian Kesehatan UI di FKMUI dan anggota bidang kajian dan pembiayaan kesmas, IAKMI

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Artikel Utama

Percepat Kapasitas Laboratorium untuk Tes Covid-19 Sebelum Makin Terlambat

2 April 2020   21:26 Diperbarui: 3 April 2020   09:01 2063
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Bagaimana dengan Indonesia? Indonesia sama sekali tidak siap menghadapi serangan covid-19, terutama dari sisi ketersediaan layanan kesehatan baik jumlah tempat tidur di rumah sakit dan logistik untuk perlindungan diri bagi petugas kesehatan. 

Selain itu, senjata utama untuk mendeteksi dini kasus covid-19 juga amat terbatas, yaitu ketersediaan PCR. Akhirnya, pemerintah memutuskan untuk melakukan strategi untuk percepatan deteksi dini (screening) dengan melakukan rapid test yang alatnya diimport dari China, sebanyak 1juta test. 

Namun, saat ini baru tiba 150ribu tes, dan sudah didistribukan dan digunakan oleh beberapa daerah. Ide ini sangat baik, sebagai upaya screening kasus, bukan untuk penegakan kasus covid-19 (konfirmasi tes). Penegakan kasus covid-19 harus melalui metode PCR.

Apabila hasil rapid tes positip, maka pasien akan diambil swab, lalu hasil swab akan dikirimkan ke lab rujukan untuk di tes PCR. Jika tes PCR positip, maka pasien tersebut dianggap positip covid-19. 

Hal yang akan menjadi tantangan (karena jumlah lab rujukan terbatas hanya 44 buah se-Indonesia), maka diprediksi akan terjadi penumpukan kasus swab yang harus diperiksa di lab rujukan tersebut. 

Jika terlalu lama dikhawatirkan sample swab akan rusak apalagi bila handling sample tidak baik pengerjaannya (dari mulai diambil sampai dikirimkan ke lab). Ini dapat mengakibatkan hasil PCR salah. 

Padahal dari data yang ada, sampai per 31 Maret 2020 (hasil swab dari rapid test diperkirakan belum ada) masih terjadi hambatan dalam proses percepatan hasil lab tersebut.

Walaupun telah ditambah kapasitasnya fasilitas yang mampu melaksakanakan pemeriksaan lab, sepertinya masih belum optimal untuk meningkatkan jumlah kasus yang dapat di tes. 

Sampai saat ini total tes specimen yang diterima sekitar 6663 buah dimana 1528 positip covid sampai 31 Maret 2020. Secara sekilas terkesan ada kenaikan jumlah yang di tes. 

Namun, ada hal yang perlu dicatat dan perlu mendapat perhatian serius, yaitu jumlah kasus positip covid-19 semakin banyak terdeteksi dari masyarakat. Artinya penyebaran kasus covid-19 semakin meluas. Jika pada tgl 16 Maret 2020, pada setiap 7 kali tes, maka ada 1 yang positip covid-19. 

Namun saat ini (31 Maret), pada setiap 4 kali tes, maka ada 1 positip covid-19. Ini mengindikasikan kecepatan tes lebih lambat dibandingkan kecepatan virus menginfeksi masyarakat. Tantangan makin berat, terutama di DKI Jakarta karena merupakan daerah padat penduduk dan masyarakatnya masih banyak yang tidak mau diam dirumah atau menjaga jarak. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun