Maksud agama adalah menimbulkan keteguhan jiwa manusia, keteguhan menimbulkan kejujuran dan tidak mengenal bohong. Sebab bohong adalah hasil jiwa yang lemah. Didukung oleh penjelasanya sebagai berikut :
1. Agama Yahudi
Kitab taurat banyak sekali mencela kebohongan. Salah satu bunyinya adalah “ Janganlah engkau menjadi saksi dusta atas sesama manusia.”
2. Agama Narani
Nabi Isa Al-Masih berkata “ Lagi pula kamu sudah mendengar barang yang dikatakan orang terdahulu kala. Janganlah engkau bersumpah dusta, melainkan wajiblah engkau menyampaikan kepada Tuhan segala sumpahmu itu” (Matius 5:17)
3. Agama Islam
Nabi Muhammad SAW. menjelaskan pula bahwa diutusnya beliau adalah “ membenarkan” atau mengakui kitab Injil dan Taurat. Jika diperiksa isi kitab Al-Qur’an dengan ketelitian jiwa, tidaklah ia mengiringi maksud kedua kitab yang terdahulu (Taurat dan Injil) melainkan Al-Qur’an sebagai penyempurna.. Allah SWT Berfirman yang artinya “ wahai orang-orang yang beriman! Bertakwalah kamu kepada Allah dan ucapkanlah perkataan yang benar.” (Al-Ahzab:70)
KESIMPULAN
Penjelasan diatas telah menguraikan tentang perilaku bohong yang pada intinya adalah salah satu perilaku tercela yang perbuatanya tidak berkesesuaian dengan kenyataan atau fakta yang ada. Bentuk kebohongan tentunya sangat beragam karena disesuaikan dengan kepentingan seseorang, namun ruang lingkupnya terdiri dari bohong dalam perkataan, bohong diam atau samar, dan bohong dalam perbuatan. Agama samawi (Islam, Yahudi, Nasrani) ketiganya mencela perbuatan bohong dengan caranya masing-masing dalam menyikapi.
REFERENSI
Abdulwaly, C. (2015). Hati-Hati Dalam Berprasangka. Jakarta: Abdulwaly. Assad, M. (2017). Breakthrough. Jakarta: Gramedia Aunillah, I. N. (2011). Hamka (2017). Bohong Di Dunia. Jakarta: Gema Insani. Al-Ghazali (2005). Bahaya Lisan. Jakarta: Qhisti Pres
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H