Mohon tunggu...
Pulo Siregar
Pulo Siregar Mohon Tunggu... Wiraswasta - Pegiat Advokasi Nasabah

Pegiat Advokasi Nasabah melalui wadah Lembaga Bantuan Mediasi Nasabah (LBMN). Pernah bekerja di Bank selama kurang lebih 15 tahun. Penulis buku BEBASKAN UTANGMU. Melayani Konsultasi/Advokasi Nasabah. WA: 081139000996 Email: lembagabantuanmediasi@gmail.com Website: www.medianasabah.com

Selanjutnya

Tutup

Politik

Menangis Saya Mendengar Presiden Saya Disebut Anjxng dan Babx

10 November 2016   21:12 Diperbarui: 12 November 2016   14:54 1846
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Yang membuat saya semakin bertambah  panik, Si Buta itu  bergeraknya malah ke arah para kelompok Geng. Mata saya seperti hampir terbelalak menyaksikannya. Bukannya berusaha menghindar, malah seperti menyerang lagi.

Tapi anehnya, para anggota kelompok geng tersebut malah terlihat menyingkir. Menghindari si Buta yang kadang hampir menabrak siapa saja  dari mereka. Karena si Buta bergeraknya tak tentu arah. Dan yang paling mengherankan, yang akhirnya membuat saya tambah  menangis tersedu-sedu adalah ketika salah seorang dari anggota Geng tersebut memungut  tongkat yang sedari tadi tergeletak lalu menyerahkannya kepada si Buta.

Saya baru mengerti, oh, aksi si Buta tersebut ternyata ingin mencari-cari tongkatnya yang kemungkinan dalam pikirannya harus sesegera mungkin dikuasainya lagi sebelum hilang atau dihilangkan oleh kelompok Geng tersebut, atau malah dipakai lagi oleh mereka sebagai alat untuk membalas perbuatannya ke mereka. Tetapi diluar dugaan, kelompok Geng tersebut malah membantunya. Bukan menyerang balik untuk membalasnya. Atau misalnya, setidaknya membiarkan si Buta itu mencari-cari sendiri yang sedang dicarinya sampai ketemu. Salut

Setelah menerima kembali tongkatnya si Butapun  langsung pergi melanjutkan perjalanannya. Dengan aman.

***

Karena fokus saya hanya mau menceritakan atau sharing kenapa saya sampai bisa menangis, sementara dalam keadaan duka sekalipun tidak bisa menangis, saya tidak mau membahas “pesan moral”dari kisah si Buta dan kelompok Geng ini, silakan dibahas dalam hati masing-masing saja.

***

Sumber

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun