Mohon tunggu...
Puja Nor Fajariyah
Puja Nor Fajariyah Mohon Tunggu... Penulis - MedPsych Student at VUW New Zealand | LPDP Scholarship Awardee

Kia Ora! Find me on ig @puja.nf

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Artikel Utama

"The Shadow Self", Mengenal Sisi Gelap dalam Diri

10 Desember 2020   17:56 Diperbarui: 11 Desember 2020   20:52 2359
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: Octoberry on Pinterest

Jadi ceritanya begini, ada seorang penggembala namanya Gayges, dia melayani seorang raja dan suatu saat  dia itu menemukan sebuah cincin emas ketika ia lagi menggembala. 

Sebulan kemudian, saat ia menghadap raja, ia tiba-tiba sadar kalau setiap kali dia putar cincin di jarinya itu, dia menghilang. Orang-orang di sekitarnya enggak bisa melihat keberadaannya. 

Ini semacam cincin yang ada di film "The Lord of The Ring" gitu loh. Nah, Gayges menemukan kekuatan ini untuk melakukan perbuatan-perbuatan yang tidak benar seperti menghasut ratu untuk membunuh raja dan lain-lain.

Kata Plato, kalau cincin ini ada dua dan satu kita kasih ke orang yang baik dan satu lagi kita kasih ke orang yang gak baik, maka keduanya sama-sama akan melakukan hal yang tidak baik. 

Ketika kita bisa melakukan sesuatu hal semau kita tanpa konsekuensi sosial, kita akan melakukan hal itu walaupun itu gak pantas gitu. Dan, basically ini adalah dasar dari berbagai kisah fiksi.

Mungkin, kamu pernah melihat cincin yang di film The Lord of The Ring, Jubahnya Harry Potter, atau topi batunya Nobita yang dikasih oleh Doraemon. Semua akan melakukan hal yang sama ketika tidak ada konsekuensi sosial yang didapatkan ketika melakukan kejahatan. 

Buktinya, menurut Plato, menjadi benar atau menjadi baik bukanlah keinginan yang mendasar melainkan hanya sesuatu yang harus kamu lakukan karena kamu gak bisa seenaknya aja gitu berbuat hal-hal yang tidak baik di dunia ini. 

Jadi ya, tidak ada orang yang 'benar' dan 'keburukan' yang ada di dalam diri adalah alami. Hal ini adalah sesuatu yang sangat manusiawi, namun bukan berarti manusia terlahir menjadi makhluk yang buruk secara alami.

Bapak Psikologi Carl Jung pernah berkata bahwa kepribadian kita pasti punya unsur berpasang-pasangan. Nah, kalau menurutnya, sisi-sisi yang buruk dan tidak benar dari diri sendiri adalah elemen dari The Shadow Self. 

Shadow Self atau diri bayangan ini adalah konsep yang mendeskripsikan aspek dari diri yang tidak ingin kamu akui dan akhirnya dipendam.

Siapapun kita, kita semua memiliki bagian dari diri yang kita gak suka atau mungkin yang tidak disukai oleh orang lain juga. Menurutnya, kumpulan dari bagian yang dipendam atau tidak diakui akan berubah menjadi shadow self alias diri bayangan. Tapi menurut dia, yang menjadi masalah adalah kamu yang tanpa sadar mengakui sisi buruk itu. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun