Selama kurun waktu tersebut pengidap HIV telah dapat menularkan virusnya kepada orang lain.
Dengan demikian tantangan pembinaan kesehatan terhadap ODHA adalah mengupayakan prajurit pengidap HIV dapat tetap produktif, memperlambat yang bersangkutan memasuki fase AIDS di tengah risiko penugasan yang disesuaikan dengan kondisinya dan berperan mencegah penularan.Â
Upaya kesehatan terhadap prajurit TNI bukan hanya demi kepentingan internal, namun juga harus mendukung dan menjadi bagian dari strategi nasional.Â
Perang melawan HIV/AIDS telah menjadi kesepakatan global, maka kita tidak ingin mendapat predikat negara yang gagal dalam memberantas HIV/AIDS.
Penapisan ODHA di lingkungan militer
Mengulik bagaimana TNI membina prajuritnya yang berstatus ODHA, dimulai dari batasan tugas pembinaan kesehatan militer.Â
Upaya pembinaan kesehatan militer bertujuan memelihara dan meningkatkan kesiapan fisik serta kesehatan jiwa prajurit, agar selalu siap melaksanakan tugas.Â
Dalam hal ini harus dibaca bahwa pembinaan kesehatan militer sudah dimulai dari sejak memilih calon prajurit, merawat selama berdinas aktif dan mengantarkan prajurit purnadinas agar status kesehatannya tetap paripurna saat pensiun kembali ke masyarakat.
Seleksi calon prajurit. Rangkaian seleksi calon personel militer pada umumnya meliputi seleksi administrasi, kesehatan, kesamaptaan jasmani, psikologi dan mental ideologi.
Seleksi aspek kesehatan calon berupaya agar dapat menghasilkan profil terbaik calon prajurit secara utuh sehat baik fisik maupun mental.Â
Materi seleksi kesehatan personel militer melibatkan hampir seluruh cabang spesialis kedokteran, termasuk bidang patologi klinik yang meliputi pemeriksaan penunjang klinik laboratorium. Salah satu pemeriksaan penapisan laboratorium adalah tes HIV.