“Nah…! Ok. Kita tak perlu bahas itu, “ kata saya. “Berarti bapak evangelis, penginjil,  “ saya melanjutkan berkata.
“Bukan…, “ jawab Hendri.
“Pendeta..., “
“Bukan juga…, “ dijawab bersamaan.
“Begini pak, “ Hendri berbicara. “Kami dari Saksi Yehuwa. Agama Kristen yang tidak merayakan natal, seperti Kristen lainnya, “
“Sebentar, saya harus ambil catatan nih, “
“Gak usah. Kita sebentar kok pak. Hanya mau menyampaikan kebenaran Kristen saja, “ ucap Hendri.
“Ya, kita hanya sekadar mau ngobrol saja, “ sahut Arjento.
“Nggak, saya musti harus mencatat, karena ini menarik bagi saya, “ jawab saya yang kemudian meraih kertas dan spidol di meja yang biasa digunakan Endro.
“Wah rupanya, bapak wartawan ya, “ celetuk Hendri.
“Kata siapa, tidak…, “ sahut saya. Bagi saya mengaku tidaklah penting. Â