Mohon tunggu...
Priyasa Hevi Etikawan
Priyasa Hevi Etikawan Mohon Tunggu... Guru - Guru SD || Pecinta Anime Naruto dan One Piece

Penulis buku Asyiknya Menjadi Penulis Pemula (2023) | Antologi 1001 Kisah Guru (2023)

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Di Balik Murid Hebat Ada Guru yang Dahsyat

7 Agustus 2024   15:07 Diperbarui: 7 Agustus 2024   15:14 52
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi guru dan murid | Sumber : Olahan pribadi

Murid Hebat dan Guru Dahsyat

Menjadi seorang murid adalah sebuah keniscayaan. Karena setiap orang butuh belajar dan bersekolah pastinya. Di situlah kita bertemu dengan para guru. Proses belajar dipandang sebagai sebuah kewajiban bagi setiap insan. Untuk menggenapi fitrah kemanusiaannya. Begitu banyak kisah inspiratif tercatat dalam sejarah. Dimana dari seorang guru yang dahsyat maka lahirlah murid yang hebat.

Dikisahkan pada jaman Yunani Kuno dahulu hiduplah seorang Plato. Filsuf dari Athena dengan segala karya dan nama besarnya. Plato adalah salah satu tokoh pencetus tradisi pemikiran dan intelektualitas di dunia barat. Bersama Socrates dan Aristoteles maha karya pemikirannya masih bisa kita akses bahkan masih menjadi bahan diskusi hingga dewasa ini.

Plato adalah murid dari Socrates yang juga seorang filsuf (pemikir). Di Athena saat itu Plato berguru pada Socrates tentang segala ilmu terkait kehidupan. Peletak dasar pemikir modern ini agaknya ingin mengubah tradisi berpikir masyarakat Athena saat itu. Dari gaya berpikir mistisme menuju berpikir berdasarkan logika dan rasional. Maka lahirlah ilmu filsafat.

Singkat cerita Plato memiliki seorang murid yang kelak juga menjadi orang besar seperti dirinya. Ia adalah Aristoteles. Aristoteles juga kelak memiliki murid yang sangat luar biasa. Ia adalah sang penakluk bernama Alexander The Great. Sosok pangeran dari Macedonia yang menaklukkan lebih dari 2/3 belahan dunia di usianya yang masih sangat muda belia.

Dari para tokoh guru dan murid di atas agaknya bisa diambil sebuah kesimpulan bahwa guru yang dahsyat akan melahirkan murid yang hebat. Dan kedahsyatan serta kehebatan seorang guru terletak pada mimpi besar atau cita-cita agungnya. Bagaimana mungkin seorang guru akan menjadi besar dan hebat jika ia sendiri tidak mempunyai mimpi yang besar sebagai idealisme berpikirnya.

Mimpi inilah yang kelak akan diwariskan kepada murid-muridnya. Menjadi sebuah harapan yang menggerakkan hati dan pikiran untuk mewujudkannya. Maka tidaklah berlebihan jika dikatakan bahwa seorang murid pada dasarnya membawa cita-cita dan harapan dari sang guru.

Jika dikatakan menjadi seorang murid adalah sebuah keniscayaan maka memilih menjadi seorang guru sejatinya sebuah panggilan jiwa. Panggilan jiwa itu menggerakkan seseorang untuk menjatuhkan pilihan hidupnya pada sebuah pengabdian agung sebagai seorang guru. Terlalu dangkal rasanya jika guru itu dipandang sebagai sebuah profesi semata. Akan kering dan kerontang tanpa adanya sebuah motivasi etis sebagai pondasinya.

Maka pada akhirnya si guru akan terjebak pada pola pikir pragmatisme sempit tanpa makna. Melaksanakan tugas hanya sekedar menggugurkan kewajiban. Sekedarnya saja tidak kurang dan tidak lebih. Lalu apakah tipe guru yang seperti ini akan berhasil melahirkan murid yang hebat? Saya sungguh menyangsikannya.

Hari-hari ini agaknya para guru memang dihadapkan pada situasi yang tidak mudah. Terhimpit oleh berbagai kepentingan dan keadaan yang terkadang menyesakkan dada. Persoalan yang membelit dunia pendidikan pun seakan tidak kunjung usai dan terurai. Tugas dan tanggung jawab mendidik murid menjadi lebih rumit oleh karena faktor ketimpangan yang terjadi dimana-mana.

Sang guru yang dipuja-puja sebagai pahlawan insan cendekia harus berjuang lebih keras dalam pergulatan berbagai macam situasi. Perilaku amoral, kekerasan, pornografi dan segala bentuk penyimpangan agaknya menjadi sesuatu yang tidak mengherankan dewasa ini. Tugas dan fungsi mendidik kadang terabaikan karena tuntutan administrasi dan tugas tambahan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun