Seperti hari-hari biasanya, Satria bangun jam 5 pagi. Itu adalah hati kelimanya bersekolah. Ia baru sadar kalau tugas untuk kegiatan sore nanti belum disentuhnya sama sekali. Tapi pikiran nakalnya muncul, buat apa dikerjakan, toh nanti kalau dihukum bareng-bareng juga. Ia pun lantas siap-siap untuk berangkat sekolah.
Jam 13.30 apel siang PBP dimulai. Satu per satu siswa baru dicek kelengkapan atribut dan tugas yang dibawanya. Penderitaan Satria dimulai.
"Siswa Satria, mana tugas yang kemarin dikasih sama senior?" tanya Ivan Lenin, salah satu senior yang berbadan kecil tapi punya gerakan licah. Maklum, Ivan adalah seorang atlit pencak silat. Jadi badannya terlihat "kencang" meski terbilang kecil.
"Siap lupa kak" jawab Satria dengan tegas. Namun ketegasannya itu tak berarti apa-apa di depan Ivan.
"Kamu push up 100 kali!"
"Siap kak"
Waktu perlahan berlalu
"Kenapa berhenti?"
"Siap sudah 100 kali kak"
"Ya udah, saya kasih bonus 100 kali lagi"
"Siap kak" Dengan tangan menggigil karena kelelahan, Satria melanjutkan push upnya. Di hitungan ke 50 ia sudah tak mampu lagi.