"Udah tahu"
"Kok bisa? Kan kita belum kenalan"
"Tuh...nama kamu tertulis sebesar itu masak aku gak bisa baca"
Satria lalu melihat ke dadanya. Papan nama sebesar plat mobil masih terpasang di dadanya. Ia tersenyum lalu melepasnya.
Rumah Satria dan Puspita ternyata cukup dekat. Puspita tinggal di Sambisari, sedangkan Satria di Sambipitu. Jarak dari Sambisari ke Sambipitu hanya 5 km. Namun karena sudah beda kampung, Satria jadi tak pernah kenal dengan Puspita sebelumnya.
"Makasih yaa"
"Iya sama-sama, besok mending suruh jemput aja. Jam segitu bis yang kearah sini sudah gak ada"
"Iya gampang lah besok"
"Jangan nggampangin, ngalamat tidur disekolah kamu nanti. Dah, aku pulang dulu yaa."
"Siapp kakakk..terimakasih" jawab Satria dengan perasaan bungah di hatinya.
Benar-benar hari yang melelahkan. Meskipun demikian, setidaknya ia bisa menutup hari itu dengan kemenangan karena diantar pulang oleh satu-satunya senior perempuan yang biodatanya mampu dia ingat. Karena saking lelahnya, Satria tertidur masih dengan seragam latihan PBPnya. Tugas yang hatus disiapkan untuk latihan besok sama sekali tak disiapkannya.