Dan... Arggggggghhhhsskkkkk! Sakitnya luar biasa! Pedihnya luar biasa! Saya sampai buru-buru ke kamar mandi. Salah besar kalau Anda berpikir saya mau muntah. Bukan, saking gak tahan sama rasa sakitnya, saya mendadak pengin pipis.
Suami saya bengong demi melihat isteri tercintanya mendadak berkelakuan aneh. Lebih bengong lagi pas dia nanya penyebabnya dan saya menjawabnya dengan bahasa planet seperti jawaban saya pada Gaza--putera sulung saya yang izin main bola di tengah panas terik. Ya, mau gimana lagi? Saya bener-bener gak sanggup berkata-kata saat itu gara-gara pedih yang tak terperi akibat obat tetes sariawan.
"Mmmmm.... Bbbpp...." gitu doang suara, eh... tepatnya bunyi yang keluar dari mulut saya yangterkatup rapat sambil sedikit monyong itu.
Sampai akhirnya beberapa saat kemudian, baru saya bisa buka mulut.
"Pedih banget, sumpah." ucap saya pada suami.
"Abis ngapain?" tanyanya
"Netesin sariawan pake obat tetes." jawab saya singkat.
"Ditetesin langsung?"
"Ho..oh." angguk saya.
"Ya iya lah perih, bikin perkara aja. Mestinya kan dicampur air terus dikumur."
"Ya maksudnya biar lebih cepet sembuh, gitu." ujar saya polos. Suami saya cuma geleng-geleng aja liat kelakuan isterinya yang sok tau.