Rehan hanya merenung sejenak, "Cinta tidak selalu menyakitkan. Kau harusnya tau itu. Karena kalau kau berani mencintai, kau juga harus berani menerima sakit itu." penjelasan Rehan panjang lebar membuat Susi berfikir tentang ucapan ibunya.
Susi diam, "Aku tetap tak akan percaya laki-laki." katanya lagi geram.
Rehan menghela nafas, "Aku beri kau contoh. Saat kau baru bisa naik sepeda, kau pasti takut jatuh. Tapi kalau kau tak pernah mencobanya, bagaimana kau yakin kau bisa mengemudikan sepeda itu dengan baik? Trust me. Aku tak akan pernah menyakitimu." katanya sungguh-sungguh.
"Entahlah." kata Susi singkat.
Rehan meraih tangan nya, "Please..kasih aku kesempatan."
Susi diam. Tercekat. Tangan itu membiusnya untuk menatap mata lelaki dihadapannya. Hatinya kemelut tak karuan. Tiba-tiba....
PLAK....
Tamparan keras Susi mendarat dipipi Rehan. Rehan terperanjat. "Pergi kau..! Tak sudi aku berurusan dengan lelaki." Sentak Susi penuh amarah.
Rehan semakin tak mengerti. Sesaat Susi sangat lembut. Namun juga dalam sekejap berubah brutal.
"Tapi kenapa?" Rehan masih belum beranjak.
Susi diam. Hanya menatap penuh benci.