Mohon tunggu...
Yohana Krisna A S
Yohana Krisna A S Mohon Tunggu... Guru - Guru muda yang idealis

Salah satu penulis kumpulan cerpen Color of Heart (2011, Universal Nikko), Malang Dalam Aksara (2017, AnisaAE Publishing). Sarjana Keguruan, sedang mendalami Bahasa Inggris dan Dunia Anak-Anak. *Y Kriesta S*

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cintaku Disangkut Gengsi

29 Januari 2016   20:34 Diperbarui: 29 Januari 2016   20:46 199
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

“Aku perlu waktu. Maaf. Kamu bisa anter aku pulang sekarang kan? Banyak tugas.” kata Stefa kemudian.

“Tapi kamu belum makan.” kata Eza.

“Maaf ya.” Kata Stefa. Eza hanya bisa mengangguk. Eza tau benar bagaimana sifat Stefa. Ia pasti bingung mendengar pengakuan sahabat baiknya tentang hal yang memang sensitif bagi Stefa.

Diperjalanan pulang mereka hanya diam. Mencoba saling memikirkan hari ini.

 ***
                                                            

“Dia nembak aku, Sin. Aku harus gimana coba. Dia sahabat baikku sama kaya kamu. Aku suka dia deket aku. Tapi… Aku bingung. Aku tak pernah jatuh cinta. Aku nggak tau perasaan apa ini.” Stefa menumpahkan segala kegundahan hatinya pada Sinta.

“Kau mulai mencintainya. Akuilah.” Sinta seolah mendesak.

“Apa buktinya?” Stefa menyangsikan penjelasan Sinta.

“Kau selalu ingin ketemu dia. Kau selalu deg-degan bersamanya. Perasaanmu sangat nyaman saat dekat dengannya. Itu kan yang kau alami?” Dalam hati Stefa membenarkan. Tapi ia tak mau jujur.

Kadang prinsip memang harus berubah karena cinta. Tapi ia masih tak mau mengakui. Cewek sekeras kepala Stefa tak mungkin mau mengakui itu semua. Terlalu gengsilah untuk mengakui.

“Kamu benar. Tapi kamu tau gimana hubunganku sama dia. Aku bersahabat baik. Aku sudah pernah bernazar kan. Sahabat selamanya jadi sahabat. Bukan jadi cinta yang mbulet kayak gini. Kamu nggak tau sih gimana kerasnya prinsip.” Stefa merasa semakin resah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun