Mohon tunggu...
Himam Miladi
Himam Miladi Mohon Tunggu... Penulis - Penulis

Penulis Konten | warungwisata.com | Email : himammiladi@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

Saran bagi Orangtua dalam Membangun Kepercayaan Diri Anak

6 Oktober 2021   07:38 Diperbarui: 6 Oktober 2021   09:47 746
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dengan mengajari anak kepercayaan diri, kita membantu anak-anak merasa bangga dengan diri mereka dan tidak membandingkan dengan yang lain (dokumentasi pribadi)

Dalam Big Book berjudul Cahaya Karunia Allah, saya bercerita tentang kunang-kunang. 

Ide awal dari pembuatan Big Book untuk anak didik saya di Taman Kanak-kanak adalah mengenalkan hewan kunang-kunang. 

Jenis kumbang yang mungkin bagi anak-anak jaman sekarang sudah sulit mereka jumpai di alam nyata. 

Terbukti, ketika saya tanya apa hewan yang ada dalam buku, banyak anak yang menjawab tidak tahu.

Selain mengenalkan kunang-kunang, ada satu pesan moral yang ingin saya sampaikan melalui buku tersebut. 

Dalam dialognya dengan Tami si kucing, kunang-kunang menyampaikan bahwa setiap makhluk Allah diberi karunia keistimewaan. Kalau kunang-kunang punya tubuh yang bisa mengeluarkan cahaya, maka kucing bisa melihat dalam lingkungan yang nyaris tanpa cahaya. 

Pentingnya Membangun Kepercayaan dan Harga Diri pada Anak

Pesan moral yang ingin saya sampaikan adalah bahwa setiap makhluk hidup memiliki karunia keistimewaan masing-masing. 

Begitu pula dengan anak-anak kita, mereka memiliki karunia keistimewaan sendiri lewat baik karunia fisik, mental, bakat atau potensi apa pun yang ada dalam diri mereka.

Sayangnya, banyak orangtua tidak menyadari karunia istimewa yang dimiliki anak-anak mereka. Banyak orangtua tidak bisa menggali potensi anak-anak mereka, karena seringkali mereka menganggap anak-anak mereka biasa saja.

Mengetahui dan menganggap setiap anak memiliki karunia istimewa sangat penting dalam membantu mengembangkan harga diri dan citra diri yang positif dari anak-anak kita. Harga diri penting karena dipandang sebagai faktor sentral dalam penyesuaian sosial dan emosional yang positif.

Anak-anak dengan kepercayaan dan harga diri yang tinggi mampu membuat keputusan yang baik, bangga dengan prestasi mereka, dan bersedia untuk mengambil tanggung jawab dan siap untuk mengatasi frustrasi. Selain itu, mereka juga lebih kompeten secara sosial, tampil lebih baik di sekolah, dan lebih mungkin untuk menghindari masalah serius di masa depan seperti putus sekolah dan penggunaan narkoba.

Saran Bagi Orangtua dalam Membangun Kepercayaan Diri Anak

Berikut beberapa saran untuk membangun kepercayaan diri anak sejak kecil:

Menumbuhkan Tanggung Jawab dan Kemandirian

Langkah pertama dalam membangun kepercayaan diri anak adalah dengan menumbuhkan tanggung jawab dan kemandirian. 

Di kelas, saya selalu mengawali pembelajaran dengan doa bersama. Setiap hari, seorang anak memimpin teman-temannya untuk berdoa bersama, secara bergantian. Hari ini si Budi, besok Amir, lusa Fatima, begitu seterusnya.

Awalnya, banyak anak yang tidak mau memimpin teman-temannya untuk berdoa. Kebanyakan mereka mengatakan tidak bisa dan tidak percaya diri. Selain karena belum hafal dengan bacaan doa-doa sebelum mulai belajar.

Saat menunjuk satu anak untuk memimpin doa bersama, saya selalu mengatakan bahwa mereka bisa. 

Afirmasi positif yang selalu saya lakukan setiap hari akhirnya membuahkan hasil. Lambat laun, tanpa menunjuk pun setiap anak langsung mengajukan diri untuk memimpin doa bersama. 

Begitu pula, dalam setiap kesempatan saya selalu meminta anak-anak untuk melakukan pekerjaan-pekerjaan kecil, seperti menutup pintu, menghapus papan tulis, merapikan bangku atau membersihkan ceceran sampah di depan kelas. 

Mengawali permintaan ini dengan kata-kata "tolong" dan mengakhirinya dengan kata "terima kasih" secara psikologis ternyata dapat membuat anak merasa dipercaya, dan pada akhirnya dapat menumbuhkan tanggung jawab mereka. Anak-anak yang diberi kesempatan ini akan merasa berguna, dihargai, dan kompeten dalam menyelesaikan tugas yang diberikan.

Memelihara Karunia Istimewa

Setiap anak dilahirkan dalam keadaan fitrah. Ibarat kertas putih bersih yang belum ternoda oleh coretan dan goresan apa pun. 

Saya percaya, bersama dengan keadaan fitrah tersebut, di balik bersih dan sucinya jiwa anak-anak, Allah memberi karunia khusus berupa kepribadian, temperamen, keterampilan, kemampuan yang unik.

Karunia-karunia ini diberikan kepada seorang anak untuk suatu tujuan, dan karunia-karunia itu harus dipupuk dan dibiarkan berkembang hingga kapasitas mereka sepenuhnya.

Seperti halnya cerita dalam Big Book Cahaya Karunia Allah, setiap anak memiliki karunia istimewa yang berbeda. Dan oleh karena itu, tidak sepatutnya kita membandingkan diri satu anak dengan lainnya.

Belajar dari pengalaman anak bungsu saya yang pernah ngambek karena tidak terima prestasi akademiknya dibandingkan dengan kakaknya, sejak itu saya tidak pernah membandingkan apa pun yang sudah diraih dan dicapai anak-anak. 

Bila ada satu anak punya kelebihan, saya selalu menekankan bahwa anak-anak yang lain juga punya keistimewaan yang mungkin berbeda dan tidak kalah pentingnya.

Dalam hal memelihara karunia istimewa ini, orangtua memiliki peran penting karena mereka lah yang bisa melihat, mengamati dan memupuk karunia tersebut sejak dini. Akademik, hobi,  olahraga, dan minat khusus lainnya adalah semua cara agar karunia khusus ini dapat dipupuk.

Jika kemampuan alami seorang anak tidak dibiarkan tumbuh, hal ini memiliki implikasi jelas bagi harga diri mereka. Jika seorang anak dipaksa masuk ke bidang yang tidak memiliki minat atau kemampuan, dia akan cenderung memiliki harga diri yang rendah, dan mungkin tidak akan memenuhi harapan orang tuanya.

Berkomunikasi dengan Anak

Seberapa sering orangtua berkomunikasi dengan anak-anak di rumah? Karena kesibukan, banyak orangtua merasa tidak memiliki waktu untuk berkomunikasi dengan anak-anak. 

Lebih menyedihkan lagi, mereka menyerahkan salah satu proses penting dalam membangun kepercayaan diri anak ini pada gawai: ponsel pintar atau televisi!

Saya percaya, dalam 24 jam, hampir empat per limanya anak-anak menghabiskan waktu untuk berkomunikasi dengan gawai yang ada di rumah. Sementara mungkin kurang dari seperlima waktu dalam sehari, orangtua berkomunikasi dengan anak!

Sangat penting bahwa orangtua HARUS berkomunikasi dengan anak-anak mereka SETIAP HARI, tidak hanya untuk peningkatan harga diri, tetapi untuk banyak alasan lainnya.

Elemen terpenting dari komunikasi yang baik adalah mendengarkan. Ini berarti memberikan perhatian penuh kepada anak-anak, mengesampingkan perasaan dan pendapat kita sejenak, dan mencoba memahami perasaan dan pendapat anak. 

Ide, emosi, dan perasaannya harus ditanggapi dengan serius. Orang tua harus menunjukkan kepada anak bahwa apa yang mereka lakukan itu penting dan berbicara dengan mereka tentang kegiatan dan minat mereka

Cobalah untuk bertanya pada anak-anak, apa yang mereka lakukan selama di sekolah. Perhatikan bagaimana cara anak-anak mengekspresikan aktivitas yang mereka lakukan: senang, sedih, antusias atau bosan.

Sebelum memulai pembelajaran, saya selalu bertanya pada anak-anak yang masuk ke kelas: sudah makan pagi atau belum, sarapan pakai apa, siapa yang mengantarkan mereka dan pertanyaan-pertanyaan lain yang ringan seputar aktivitas sebelum berangkat ke sekolah. 

Dan ternyata, anak-anak sangat senang menjawabnya. Mereka bahkan bisa menceritakan detil menu makan paginya, kemudian apa yang mereka lihat di jalan saat berangkat ke sekolah.

Mencintai anak-anak kita sepenuhnya

Anak adalah titipan dan amanah dari Allah. Memiliki anak artinya kita sudah dipercaya Allah untuk membesarkan anak-anak kita dengan sebaik-baiknya, dan mencintai mereka dengan sepenuh hati.

Mencintai anak kita sepenuhnya bukan berarti harus menuruti segala keinginan mereka. Melainkan menunjukkan kepada anak-anak dan memberitahu mereka bahwa kita mencintainya secara teratur. 

Ini berarti kita harus lebih banyak menghabiskan waktu bersama anak bila memungkinkan: bermain gim, berbicara, berbagi aktivitas favorit, jalan-jalan, berdoa dan membaca Al-Quran bersama. Daftarnya tidak ada habisnya.

Rasa cinta ini juga bisa kita tunjukkan melalui ungkapan-ungkapan afirmasi positif yang dapat membangun harga diri seperti "Terima kasih sudah membantu Ayah/Ibu", "Adik hebat lho!", "Bagus ya hasil mewarnainya!" dan lain sebagainya.

Terakhir, jangan lupa kontak fisik pada anak-anak juga merupakan bentuk ungkapan cinta dan kasih sayang yang tulus. Pelukan, ciuman, tepukan kecil di punggung, bahkan sekadar mengusap kepala saja bisa dirasakan anak-anak sebagai ungkapan cinta orangtua kepada mereka.

Mungkin terbawa oleh kebiasaan pada anak sendiri, saya suka mengusap kepala anak-anak setelah mereka salim (mencium tangan tanda hormat pada guru), sambil dalam hati berdoa memohon keberkahan untuk anak tersebut. Sekali waktu, usai saya usap kepalanya, seorang anak berkata,

"Mama papa di rumah belum pernah mengusap kepala saya seperti Pak Himam."

Kesimpulan

Ini hanya beberapa cara yang bisa saya sarankan bagi orangtua agar dapat mengembangkan dan meningkatkan harga diri anak-anak mereka. 

Begitu seorang anak memperoleh perasaan positif tentang dirinya, perasaan ini akan menyebar ke area kehidupan lain dan anak akan menjadi lebih sukses, kompeten, dan percaya diri.

Harga diri yang tinggi tidak hanya memiliki implikasi positif bagi diri sang anak, tetapi juga bagi keluarga. Ini akan membuat ikatan keluarga menjadi kuat dan menciptakan lingkungan yang indah bagi orangtua dan anak-anak.

Di dunia yang semakin peduli dengan "status" (like dan subscribe), saya percaya kepercayaan diri sangat penting bagi anak-anak kita. Dengan mengajari mereka kepercayaan diri, kita membantu anak-anak merasa senang menjadi diri mereka sendiri dan tidak membandingkan diri mereka dengan orang lain. Saya percaya, proses ini akan membantu mereka menjalani kehidupan yang lebih penuh dan lebih bermakna di tahun-tahun mendatang.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun