Mohon tunggu...
Himam Miladi
Himam Miladi Mohon Tunggu... Penulis - Penulis

Penulis Konten | warungwisata.com | Email : himammiladi@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Kisah Operasi Trisula 1968 Melawan Tripanji PKI di Blitar Selatan

2 Oktober 2020   09:00 Diperbarui: 2 Oktober 2020   09:04 4687
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pangdam VIII/Brawijaya, Mayjen M. Jasin (kanan) bersama Komandan Satgas Operasi Trisula, Kolonel Witarmin (kiri). (foto: koransulindo.com)

"Betul Lim. Bakung dulu termasuk basis operasi PKI yang terkena Operasi Trisula. Malah bapakku sendiri pelaku sejarahnya, Lim. Bapak sendiri aslinya Sumbermanjing, Malang selatan. Di tahun 1968, bapak yang anggota Banser diminta menyelidiki 'kegiatan mencurigakan' yang dilakukan orang-orang baru di desa-desa Malang Selatan hingga perbatasan Blitar Selatan," jelas Karto.

"Wah, berarti bapakmu tahu sejarah peristiwanya dong, To?"

"Lha, aku sendiri malah jarang diceritain Bapak. Mungkin lho ya, Bapak gak mau cerita karena saat operasi Trisula, banyak rakyat yang hanya ikut-ikutan PKI jadi korban. Dan Bapak, sebagai salah seorang pelaku sejarahnya, ingin memendam ingatan," jawab Karto.

"Yah, sejauh yang aku tahu dari bacaan-bacaanku, Operasi Trisula 1968 termasuk salah satu episode terburuk dari kebijakan pemerintah Soeharto yang saat itu ingin menumpas PKI sampai ke akar-akarnya. Banyak aktivis HAM menilai ada pelanggaran HAM serius saat Operasi Trisula. Ribuan simpatisan PKI maupun rakyat yang hanya ikut-ikutan tanpa tahu tujuannya, ditangkap, disiksa, dibunuh, diperkosa atau ditahan dan dibuang tanpa ada pengadilan.

"Nah, mumpung aku belum dapat orderan dan warungmu masih sepi, coba ceritakan operasi Trisula itu Lim. Tentu saja menurut versimu, hehehe," ujar Karto sambil nyengir. "Aku tahu kamu suka baca, jadi kamu pasti juga tahu cerita seputar Operasi Trisula ini," lanjut Karto.

"Ya, sama seperti peristiwa G30S yang punya versi resmi dan tidak resmi. Operasi Trisula juga demikian. Menurut versi pemerintah, Operasi Trisula merupakan operasi yang dilakukan ABRI untuk menumpas sisa-sisa Gerakan 30 September yang melarikan diri ke Blitar Selatan. Sementara menurut versi tidak resmi, misalnya seperti yang ditulis peneliti Australia, Vanessa Hearman, operasi Trisula tak lain hanya upaya propaganda dari Soeharto untuk menciptakan ketakutan masyarakat terhadap PKI atau membangkitkan sentimen anti PKI.

Dalam istilah Hearman, Operasi Trisula "ditujukan untuk menghidupkan kembali gairah melawan komunis yang sempat redup".

"Tapi, memang benar kok ada kegiatan PKI di Blitar Selatan waktu itu Lim. Bukan hanya kata bapakku saja, banyak tetangga kami yang jadi saksi hidup."

"Ya memang ada, To. Cuma, mengingat kekuatan ABRI yang diturunkan dalam Operasi Trisula, rasanya tidak sebanding dengan kekuatan sisa-sisa PKI di Blitar Selatan. Kata koran luar negeri New York Time, ABRI menurunkan 5000 personel dari 6 batalyon ditambah 3000 milisi, kebanyakan dari Banser atau organisasi sayap NU lainnya.

"Memang cukup berlebihan, Lim. Tapi kalau mengingat kondisi Blitar Selatan saat itu, ABRI tidak akan berhasil menumpas sisa-sisa PKI jika hanya sedikit personel yang diturunkan. Blitar Selatan dulu dikepung hutan dan pegunungan kapur, Lim. Boleh dibilang wilayah itu nyaris terisolasi. Tanahnya kering, hanya mengandalkan hujan untuk bisa bercocok tanam. Makanya, penduduk di sana itu banyak yang miskin. Banyak yang kemudian menjadi perampok atau bromocorah," ujar Karto.

"Ya karena itulah sisa-sisa pemimpin PKI yang melarikan diri dari Jakarta memilih Blitar Selatan sebagai basis baru atau pusat operasi PKI yang baru. Masyarakat yang miskin cenderung mudah terkena propaganda. Hal ini juga tak lepas dari diktat Kritik Otokritik Politbiro CC PKI (KOK) yang dicetuskan Sudisman, Sekjen PKI yang menggantikan D.N Aidit dan Lukman secara de facto.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun