Mohon tunggu...
Himam Miladi
Himam Miladi Mohon Tunggu... Penulis - Penulis

Penulis Konten | warungwisata.com | Email : himammiladi@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Ramadan Pilihan

Pelajaran Terbaik dari Pandemi Covid-19 untuk Orang Mukmin yang Cerdas

17 Mei 2020   01:30 Diperbarui: 17 Mei 2020   01:28 489
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pelajaran dan hikmah terbaik dari pandemi Covid-19 adalah bagaimana kita mempersiapkan kematian (foto pemakaman korban Covid-19: AFP/Bay Ismoyo)

Pelajaran dan hikmah terbaik dari pandemi Covid-19 ini bukan bagaimana kita hidup berdampingan dengan virus corona. Bukan bagaimana kita merencanakan mitigasi dan mempersiapkan The New Normal, Tatanan Kehidupan Normal Baru. Pelajaran terbaik yang bisa kita ambil adalah bagaimana kita mempersiapkan kematian.

Silahkan saja menantang corona, silahkan saja meremehkan protokol kesehatan yang sudah ditetapkan otoritas kesehatan negara kita. Tapi, beranikah kita meremehkan kematian yang sudah pasti akan menjemput kita?

Pembaca Kompasiana yang dirahmati Allah,

Betapa banyak orang yang di pagi hari tertawa, di sore hari ia ditangisi. Seseorang yang di malam hari ia menyalatkan dan menguburkan tetangga atau saudaranya, ternyata di pagi hari ia yang gantian disalatkan dan dikuburkan.

Sayangnya, kita seperti melupakan pelajaran paling penting ini. Kita seperti orang bodoh, yang meskipun berulangkali diberitahu, setiap saat diajari guru, tapi kita tidak mengerti juga apa pelajaran yang sedang disampaikan itu.

Ibnu Umar r.a. bertanya pada Rasulullah SAW :

"Wahai Rasulullah, orang mukmin mana yang paling cerdas?"

Rasulullah SAW menjawab,

"Yang paling banyak mengingat kematian, dan yang paling baik persiapannya untuk akhirat, mereka itulah orang-orang cerdas" (HR Ibnu Maajah no 4249).

Benar demikian apa yang disampaikan junjungan kita Nabi Muhammad dalam hadis di atas. Orang yang cerdas, mukmin yang cerdas adalah mereka yang tahu bahwa ia sama sekali tidak tahu kapan waktunya meninggalkan dunia ini, di mana nanti dan bagaimana caranya. Ia tidak tahu apakah kelak akan meninggal dalam keadaan khusnul khatimah atau malah dalam keadaan bermaksiat.

Semakin sering mengingat kematian, semakin cerdaslah kita (proses pemakaman korban Covid-19: AFP/Bay Ismoyo)
Semakin sering mengingat kematian, semakin cerdaslah kita (proses pemakaman korban Covid-19: AFP/Bay Ismoyo)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ramadan Selengkapnya
Lihat Ramadan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun