Kangen salat tarawih berjamaah di masjid?
Tahan dulu ya. Demi mencegah penyebaran virus corona, Ramadan tahun ini kita salat tarawih di rumah saja.
Gak seru?
Eh, siapa bilang. Memangnya kita salat tarawih itu buat mencari keseruannya? Nggak kan? Salat tarawih di rumah sama besar pahalanya. Malah Nabi Muhammad SAW sendiri "tidak pernah salat tarawih".
Jangan spanneng dulu. Jangan marah dan langsung menuduh yang tidak-tidak. Di masa Rasulullah SAW, tidak ada istilah salat tarawih selama bulan Ramadan.
Asal-Usul dan Makna Salat Tarawih yang Sebenarnya
Dalam teks hadist yang selama ini dijadikan acuan dan dalil untuk beribadah salat sunnah di waktu malam selama bulan Ramadan, Rasulullah hanya menyebut "Qiyam Ramadan" (dari kata 'Man Qooma Ramadan')". Hadist lengkapnya adalah:
"Barang siapa yang menjalankan qiyam Ramadan semata-mata beriman dan mengharapkan pahala dari Allah Swt, maka dosa-dosanya (yang kecil) yang telah lalu akan diampuni" (HR. Imam Bukhari).
Istilah salat tarawih, menurut pendapat almarhum KH. Ali Mustofa Ya'kub dalam buku Hadis-Hadis Bermasalah (Pustaka Firdaus: 2003) tampaknya muncul dari dari penuturan istri Nabi SAW, Aisyah r.a. Diriwayatkan oleh Imam al-Baihaqi, Aisyah mengatakan,
"Nabi SAW salat malam empat rakaat, kemudian yatarawwah (istirahat), kemudian salat lagi panjang sekali."
Nah, dari kata "yatarawwah" itulah kemudian diturunkan kata "tarawih". Dalam bahasa arab, kata tarawih adalah bentuk jamak dari kata tarwihah, yang secara kebahasaan berarti mengistirahatkan atau duduk istirahat.
Karena tidak pernah disebut secara lisan oleh Nabi Muhammad SAW di semua hadis tentang bulan Ramadan, ada kelakar umum di kalangan ulama bahwa Nabi SAW tidak pernah salat tarawih selama hidupnya, karena Nabi SAW hanya melakukan qiyam Ramadan.