Mohon tunggu...
Himam Miladi
Himam Miladi Mohon Tunggu... Penulis - Penulis

Penulis Konten | warungwisata.com | Email : himammiladi@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Hobby Pilihan

Hadapi Kritik dan Beranilah Merevisi Karya Tulismu Seperti Dua Penulis Besar Ini

26 Januari 2019   09:12 Diperbarui: 26 Januari 2019   09:29 90
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber gambar: thedailystar.net

Anomali cuaca tersebut konon juga dianggap menjadi penyebab pasukan Napoleon kalah dalam pertempuran Waterloo. Kondisi cuaca ekstrim ini berlangsung lebih dari satu tahun lamanya. Hingga orang-orang Eropa menyebutnya "Tahun tanpa musim panas".

Kelak, dunia akan tahu kalau iklim Eropa yang tidak karuan saat itu disebabkan oleh letusan Gunung Tambora, Nusa Tenggara Barat. Sebuah letusan gunung berapi terdahsyat yang dikenal dalam sejarah.

Di tengah cuaca yang berantakan tersebut, lima orang tengah berlibur di Danau Jenewa, Swiss. Di dalam ruangan yang hangat di sebuah villa, mereka menghibur diri dengan membaca sebuah buku cerita hantu.

Usai membaca, salah seorang diantara mereka, penyair Lord Byron, sang tuan rumah memberi tantangan kepada tiga temannya:  setiap orang akan menulis satu cerita hantu, lalu memilih pemenangnya.

Dari cerita horor yang sudah dituliskan teman-temannya tersebut, Lord Byron akhirnya memilih sebuah cerita yang kisahnya ia gambarkan sebagai "pekerjaan yang luar biasa bagi seorang gadis".  Lord Byron lalu memutuskan untuk menjadikan cerita itu sebagai novel. Pada tahun 1818, novel Frankenstein diterbitkan langsung menjadi best seller.

Penulisnya adalah seorang wanita muda bernama Mary Shelley. Sementara dua orang lainnya yang ikut dalam "kompetisi menulis" itu adalah Percy Bysshe Shelley (yang kelak menjadi suaminya) serta dokter John Polidori. Konon, cerita yang ditulis John Polidori yang berjudul The Vampyre menjadi inspirasi dari novel Drakula karya Bram Stoker.

Mary Shelley adalah putri dari pemikir proto-feminis Mary Wollstonecraft, penulis perintis naskah A Vindication of Rights of Woman (1792), dan filsuf anarkis William Godwin. Saat ia masih bayi berusia satu bulan, ibunya meninggal dunia.

Istri baru ayahnya tidak tertarik untuk memberi Mary Shelley pendidikan formal. Alih-alih bersekolah, Shelley belajar sendiri di sela-sela home schooling. Ia banyak menghabiskan waktunya dengan membaca buku di makam ibunya.

Menginjak usia 16 tahun, Mary bertemu dengan penyair Percy Bysshe Shelley (yang saat itu sudah menikah). Keduanya lalu jatuh cinta, tapi ayah Mary tidak setuju. Mary dan Percy akhirnya kawin lari dan berkeliling Eropa.

Dalam pelarian mereka keliling Eropa, berapa tragedi mewarnai kehidupan pasangan ini. Mary Shelley melihat dua anak pertamanya meninggal pada usia dini, dan mendengar saudara tirinya bunuh diri. Tak lama setelah kehilangan orang-orang yang dicintainya, Mary dan Percy bersama sahabat mereka Claire Clairmont lalu pergi ke Swiss. Disana mereka bertemu dengan Lord Byron dan John Polidari.

Kejadian-kejadian tragis yang dialami Mary Shelley inilah yang dianggap banyak orang menjadi inspirasi dari novel Frankenstein. Mary Shelley menggambarkan keinginan untuk mengembalikan orang-orang yang dicintainya itu saat mendeskripsikan kebangkitan monster yang diciptakannya; "Dia tidur; tetapi dia terbangun; dia membuka matanya; lihatlah". Bunyinya terdengar lebih seperti sebuah harapan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun