"Nah, kalau begitu kan Mita tinggal bilang sama orang tua, bahwa Mita sudah punya pilihan sendiri," kata Rayhan.
"Nggak semudah itu Pak Ray."
Mendengar perkataan Mita itu, mendadak Rayhan tertawa. Mita hanya memandang bengong lalu berkata merajuk.
"Pak Ray kok malah tertawa. Memangnya ada yang lucu dari perkataan Mita tadi?"
"Bukan begitu Mit, maaf. Cuma bicaramu tadi kok mirip sama dialog telenovela yang sekarang lagi ngetrend. 'Tidak semudah itu Ferguso,'" kata Rayhan menahan senyum.
Mendengar jawaban Rayhan, Mita pun ikut tertawa. Rayhan lalu bertanya lagi.
"Apanya yang nggak mudah itu tadi, Mit? Kan tinggal bilang sama orang tua. Kalau Mita tidak bilang, nanti mereka malah menganggap Mita setuju loh."
Mita mengambil nafas sejenak selepas ikut menikmati lelucon Rayhan.
 "Masalahnya, lelaki itu belum tahu perasaan Mita Pak."
"Memangnya Mita tidak pernah memberi tanda-tanda perhatian padanya?" tanya Rayhan dengan suara senormal mungkin. Dia sedang mencari cara untuk memastikan apakah Mita yang mengirim puisi misterius itu tanpa harus bertanya secara langsung.
"Mita malu...." jawab Mita.