Mohon tunggu...
Prima Marsudi
Prima Marsudi Mohon Tunggu... Guru - Indahnya menua.

Wanita yang ingin jadi diri sendiri tetapi tidak bisa karena harus memikirkan orang-orang yang disayanginya.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen | Teman Makan Teman

28 Februari 2019   10:34 Diperbarui: 28 Februari 2019   12:01 330
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kuperhatikan Yuli yang duduk di kursi depan Innova berdampingan dengan Bli Wangsa.  Beberapa kali mereka berbicara lirih.   Tatapan penuh cinta masih terlihat di bola mata Yuli sahabatku.

Meskipun sudah sama sama berkeluarga, namun cinta mereka terlihat masih hidup. Terutama di dalam diri sahabatku.  Itu tak diragukan lagi.

Hampir setiap saat Yuli menceritakan kisah kasihnya dengan Bli.  Bahkan hingga aku hafal apa yang disukai dan tidak disukai oleh Bli Wangsa.

Bli Wangsa melayani kami dengan adil.  Perhatian yang diberikan tidak hanya pada Yuli saja, namun kami semua di buatnya senang.

Kami berjalan menyusuri Kampung Penglipuran yang luar biasa cantik sambil mendengarkan penjelasan dari Bli Wangsa.

Sesekali Bli menarik tanganku dan memintaku untuk berpose di depan spot foto yang menurutnya bagus.

Kami semua begitu terhibur.  Beberapa objek wisata lain kami kunjungi hari itu.  Ratusan foto kurasa telah tersimpan di dalam kamera Bli Wangsa.

Sayang hari itu hari terakhir kami di Bali.  Besok kami sudah harus kembali ke Jakarta.

Kembali ke Villa, kami kembali masuk ke dalam.  Dan membiarkan Yuli di luar melepaskan rindu bersama Bli.

Entah sampai berapa lama mereka berbincang, keseruan hari ini melelahkan aku hingga akhirnya kami betiga pergi tidur lebih dulu.

Keesokan pagi kami ke Bandara Ngurah Rai.  Bli Wangsa mengantar dan melepas kami di Bandara.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun