Mohon tunggu...
Nusa Isdianti
Nusa Isdianti Mohon Tunggu... Konsultan - a glance writing

seorang yang menyukai banyak hal, jika kau melihat ada dadu berbentuk bulat, seperti itulah duniaku.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Komentar "A Little History of The World", chapter 20. E. H Gombrich. Bilingual Bhs-Eng

3 Agustus 2019   19:28 Diperbarui: 3 Agustus 2019   20:06 48
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Saat ini Aku sedang membaca sebuah buku berjudul "The Little History of The World" karya E. H Gombrich. Aku suka buku ini karena kata-katanya mudah dipahami. Sebenernya sih ini buku ditulis untuk anak, tapi gak ada salahnya kan aku baca ini.

Aku baru saja menyelesaikan bab 20. Judulnya adalah "Tiada Tuhan Selain Allah, dan Muhammad adalah Utusan Allah", itu adalah bagaimana bunyi syahadat. Kalimat untuk berikrar menjadi muslim. Aku mau sedikit berkomentar mengenai bab ini.

Bab ini dimulai dengan penggambaran mengenai situasi tanah Arab, secara geografis dan perilaku masyarakatnya. Lalu mulai menceritakan sedikit cerita mengenai latar belakang Muhammad, darimana beliau berasal dan keluarganya.

Semua yang penulis tulis di bab ini sebenarnya betul. Tapi, Aku merasa penulis membingkai  perspektif pembaca melalui sudut pandang tertentu. Atau mungkin hanya itu saja yang dia ketahui mengenai sejarah Islam dan Muhammad. Yang mana hal ini membuatku berfikir, jika ini adalah fakta-fakta yang orang ketahui mengenai Islam, tidak mengherankan jika banyak orang yang tidak menyukai Islam. Terlebih lagi jika bab ini dibaca oleh anak-anak tanpa bimbingan orang dewasa, maka akan berbahaya.

"Dia (Muhammad) berkata kepada pengikutnya bahwa mereka harus berperang demi ajarannya ini dan memenangkannya, dan bahwa membunuh orang kafir yang menolak Muhammad sebagai utusan Tuhan adalah tidak berdosa. Bahwa pejuang yang berani dan mati di pertempurannya demi keyakinannya, untuk Allah dan Rasulnya, niscaya akan berada di surga sementara orang kafir dan para pengecut akan masuk ke neraka." Begitulah kutipan di buku tersebut, yang Aku terjemahkan ke Bahasa Indonesia.

Itu benar, tapi..

Penulis tidak menyebutkan dalam kondisi seperti apa yang membuat Rasul berkata demikian.

Sebagai contoh, ketika Muhammad pindah ke Madinnah, beliau membuat perjanjian dengan penduduk Madinnah non muslim, yang kita kenal dengan perjanjian Hudaibiyah, agar mereka bisa hidup berdampingan antar agama dengan damai. Jika yang dia katakan di kutipan diatas adalah prinsip yang absolut, maka tidak akan ada perjanjian tersebut.

Dan dalam surat Al-kafirun di Al-Qur'an dijelaskan bahwa agamaku adalah agamaku, dan agama mu adalah agama mu. Karena dalam Islam tidak ada paksaan untuk beragama. Islam menghormati perbedaan, bahkan di Qur'an surat Al-Maidah ayat 48 disebutkan,

"....Sekiranya Allah menghendaki, niscaya kamu dijadikan-Nya satu umat (saja), tetapi Allah hendak menguji kamu terhadap pemberian-Nya kepadamu, maka berlomba-lombalah berbuat kebajikan. Hanya kepada Allah-lah kembali kamu semuanya, lalu diberitahukan-Nya kepadamu apa yang telah kamu perselisihkan itu,"

Maka dalam Islam perbedaan adalah sebuah keniscayaan. Islam lahir sebagai rahmatan lil 'alamin (kasih sayang untuk seluruh semesta) bukannya rahmat lil muslimin (kasih sayang untuk muslim)

Dalam Islam pula diajarkan bahwa satu-satunya yang berhak menentukan seseorang akan ke surga atau ke neraka adalah Tuhan itu sendiri, dengan hak prerogatif-Nya.

Sedikit mundur ke belakang, sebelum Islam ada, masyarakat Arab dikenal dengan masyarakat jahiliyah (jaman kebodohan, bodoh ya, bukan nakal). Lawan kata dari bodoh adalah pintar, cerdas. Disebut demikian karena mereka tidak menggunakan potensi akalnya.

Seperti contohnya jika kita mengajarinya mereka tidak akan nyambung, jika kita beri sesuatu mereka akan menolak, jika diberikan nasihat mereka tidak mau mendengar. Sesuatu yang penting dianggap tidak penting, dan yang tidak penting dianggap penting.

Karena kebodohannya, mereka pikir bahwa anak perempuan adalah kesialan untuk keluarga, tidak berguna dan bahkan memalukan untuk memiliki anak perempuan! Pada masa itu, martabat seorang manusia tidak dihargai. Mereka bisa menikahi berapapun wanita yang mereka inginkan. Mereka pun banyak minum-minuman keras, menyukai perang, perkelahian antar suku, adu kekuatan, bahwa yang kuat adalah yang menang.

Setelah Muhammad mendapatkan wahyu, kemudian beliau bercerita dan mengajak orang-orang disekelilingnya untuk beriman. Dimulai dari istrinya, kemudian kepada keluarga dan sahabatnya. Sebagaimana yang dituliskan di buku tersebut bahwa Muhammad dikenal sebagai "The Trusworthy One" / "Yang Dipercaya" atau dikenal "Al-Amin", itu karena orang-orang sudah mengetahui bahwa MUhammad tidak pernah berbohong semasa hidupnya. Selain itu, sikapnya pun sangat lembut, dan perilakunya sebagai teladan. 

Untuk orang yang mengetahui karakter Muhammad dan orang-orang yang berpikir untuk bergerak maju dari situasi, mereka pasti mempercayainya, atau setidaknya menghargainya. Tapi sayangnya, kebanyakan dari mereka adalah orang yang "jahil"

Wahyu yang diterima pertama kali oleh Muhammad adalah "Iqra" (bacalah!). perintah untuk membaca. Mengapa membaca, bukannya "sembahlah Aku!" Karena ketika orang membaca/ belajar, mereka tahu, dan mereka akan melakukannya.

Sebagaimana penemu-penemu di setiap masa yang hadir dengan ide dan konsep baru, apa yang Muhammad katakan pada masa itu pastilah sulit diterima oleh masyarakat Mekah yang memiliki karakter keras dan tradisi yang kuat.

Ingatkah kamu apa yang terjadi pada Galileo Galileio ketika mendukung Copernicus yang mempercayai bahwa inti dari semesta ini adalah matahari (heliosentris) bukannya bumi (geosentris)? Galileo kemudian diadili di Roma.

Begitu juga dengan Muhammad, beliau berdakwah untu menyembah Tuhan Yang Esa, yang transenden, dan untuk memperlakukan wanita lebih baik, menghormati orang tua, bahkan mengenai makanan atau minuman apa yang baik, dan tentang bagaimana cara berprilaku. Dia berdakwah mulai dari hal yang mendasar hingga perihal etika. Semuanya berlawanan dengan apa yang ada di kota Mekah saat itu. Apa respon dari masyarakat Mekah saat itu?

Kaum kafir Mekah (aku pakai istilah kafir untuk menterjemahkan infidel, sebagaimana yang dikatakan di buku itu) memperlakukan Muhammad dan pengikutnya sangat buruk. Kaum kafir Quraisy menyiksa umat muslim dan memaksa mereka untuk kembali meyakini keinginan mereka. Karena tekanan dan kondisi yang berbahaya tersebut akhirnya Muhammad dan pendukungnya pindah dari Mekah ke Madinah. Itulah sebabnya perang terjadi, sebagai upaya membela diri dari kaum kafir yang hendak menyiksa umat muslim, bukan sebagai tindakan penyerangan seperti yang dituliskan di buku tersebut.

Wallahu alam bishawab.

*******

English version

I read "The Little History of The World" by E.H Gombrich, I like the book, because the words are utterly understandable. Well actually this book was written for children, but I think nothing wrong to have a look. It's fun to feel like a children again. (Come on don't give me that look, I read The "God History "by Karen Armstrong when I was teenager, but I think I forget and will love to review the book again. Anyone have the copy? :D)

I just finish chapter 20 "There is no God But Allah, and Muhammad is His Prophet" that is how shahadas is. The sentences to convert to be a muslim.

I would like to give my comments about this chapter.

This chapter begin with the description about the situation in Arab land, geographically and the behaviour of the people. Then start a brief story about Muhammad's background, where he came from and his family. 

Everything that the author write in this chapter is actually true. But, I see that the author framing the reader to a particular point of view. Or maybe that's all what he knew about.

Which make me think, if these are the facts that people knows about how Islam is, no wonder people dislike it. Furthermore, if children read this chapter, without guide from the adults, they might hate Muslim. And you know that is critical.

"He (Muhammad) told his followers that they must fight for this teaching and be victorious, and that to kill  an unbeliever who refuse to recognise him as the Prophet is no sin. That a brave warrior who dies in fighting for his faith, for Allah and the Prophet, goes straight to Heaven while infidels (unbelievers) and cowards go to hell." That was what written in the book.

That is true, but... 

The author didn't mention in what circumstances makes the Prophet said that things.

For instance, as mention in Koran, when Muhammad emigrated to Medinna, he makes an agreement with non muslim people who lived in Medinna, that called Hudaibiyah Agreement. To live alongside among interfaith peacefully. If what he said in the quote above is an absolute principle, then it would be no agreement. We need to understand the context of the Koran/ Hadits said before we make conclusion. 

And in Kuran surah Al-Kafirun, it was saying that my religion is my religion and your religion is your religion. Because in Islam there is no coercion to believe one and other thing. Islam respect for the divergence, even in Koran, Surah Al-maidah ayah 48, 

"...Had Allah willed, He would have made you one nation [united in religion], but [He intended] to test you in what He has given you; so race to [all that is] good. To Allah is your return all together, and He will [then] inform you concerning that over which you used to differ."

So diversity is a necessity. And the Islam born as Rahmatan lil alamin (mercy for all universe), not rahmatan lil muslimin (mercy for muslim).

And in islam, the only one who has right to decide a person will go to heaven or hell, only the God it self, He has the prerogatives right.

Slightly backwards, before Islam exist, Arabian people known as their ignorance (jahil in Arabian), (remember, not wicked). The antonym of ignorance is intelligent, clever. They can't utilise their mind. 

It's like.. If we teach them they can't connect, if we give them something they will refuse, if we give them advise they won't listen. Something important they will take it unnecessary and the way around.

Because of their ignorance, they think that their daughter making bad luck for the family, useless and even it was embarrassing to have a daughter! At that moment, the human dignity was not being respected. They can married the women as much as they like. They also drink a lot, warlike, fighting among tribe, clash of strength, that he strongest is the winner.

After Muhammad had the vision, then he told the closest people around him to believe in him. 

Can you imagine in that situation Muhammad preach about Islam? What would the people reaction be? 

First he told his wife then his family and his closest friends. As the book mention that Muhammad is known as "The Trustworthy One", that's because people knew in his lifetime he never lies. Beside his personalities is so gentle and a his behaviour is worthy as role model. 

For the people who knows Muhammad characters and people who think to move on from the situation, they must be believe or at least respect of him. But unfortunately, most of them was "jahil".

Muhammad first revelation from God is "Iqra!" (Read!). A command to read. Why read, not "worship me!"? because when people read or learn, they knew, and they will do.

As any inventors in every ages that came up with new idea and concept, what Muhammad said at that time must be hard to be accepted by the Mecca people who had harsh character, strong tradition. 

Do you remember what happened to Galileo Galilei when he supported Copernicus that the centre of the universe is The Sun (heliocentric) not Earth (geocentric)? He was tried in Rome.

So does Muhammad, he preach to worship The Only One God, which is transcendent, and then to treat women better, to respect the parents, even what is good to eat and drink and how to behave. From the most essential point to the etiquette. Everything is contrary to what it was in Mecca. How do you think the response from the people of Mecca right there?

The infidel (i'm using infidel term, as written in the book) people treat him and his fellows badly. The infidel Quraisy tribe  in Mecca torture the muslim and force them to back to their pervious faith. Because of this pressure and malignant situation eventually Muhammad and his supporters moved out from Mecca to Medina. That's why the war happened, as a defensive reactions from the infidel who wanted to persecute the muslim, not as offensive actions as written in the book.

Wallahu alam bishawab.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun