Mohon tunggu...
Nusa Isdianti
Nusa Isdianti Mohon Tunggu... Konsultan - a glance writing

seorang yang menyukai banyak hal, jika kau melihat ada dadu berbentuk bulat, seperti itulah duniaku.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Komentar "A Little History of The World", chapter 20. E. H Gombrich. Bilingual Bhs-Eng

3 Agustus 2019   19:28 Diperbarui: 3 Agustus 2019   20:06 48
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Dalam Islam pula diajarkan bahwa satu-satunya yang berhak menentukan seseorang akan ke surga atau ke neraka adalah Tuhan itu sendiri, dengan hak prerogatif-Nya.

Sedikit mundur ke belakang, sebelum Islam ada, masyarakat Arab dikenal dengan masyarakat jahiliyah (jaman kebodohan, bodoh ya, bukan nakal). Lawan kata dari bodoh adalah pintar, cerdas. Disebut demikian karena mereka tidak menggunakan potensi akalnya.

Seperti contohnya jika kita mengajarinya mereka tidak akan nyambung, jika kita beri sesuatu mereka akan menolak, jika diberikan nasihat mereka tidak mau mendengar. Sesuatu yang penting dianggap tidak penting, dan yang tidak penting dianggap penting.

Karena kebodohannya, mereka pikir bahwa anak perempuan adalah kesialan untuk keluarga, tidak berguna dan bahkan memalukan untuk memiliki anak perempuan! Pada masa itu, martabat seorang manusia tidak dihargai. Mereka bisa menikahi berapapun wanita yang mereka inginkan. Mereka pun banyak minum-minuman keras, menyukai perang, perkelahian antar suku, adu kekuatan, bahwa yang kuat adalah yang menang.

Setelah Muhammad mendapatkan wahyu, kemudian beliau bercerita dan mengajak orang-orang disekelilingnya untuk beriman. Dimulai dari istrinya, kemudian kepada keluarga dan sahabatnya. Sebagaimana yang dituliskan di buku tersebut bahwa Muhammad dikenal sebagai "The Trusworthy One" / "Yang Dipercaya" atau dikenal "Al-Amin", itu karena orang-orang sudah mengetahui bahwa MUhammad tidak pernah berbohong semasa hidupnya. Selain itu, sikapnya pun sangat lembut, dan perilakunya sebagai teladan. 

Untuk orang yang mengetahui karakter Muhammad dan orang-orang yang berpikir untuk bergerak maju dari situasi, mereka pasti mempercayainya, atau setidaknya menghargainya. Tapi sayangnya, kebanyakan dari mereka adalah orang yang "jahil"

Wahyu yang diterima pertama kali oleh Muhammad adalah "Iqra" (bacalah!). perintah untuk membaca. Mengapa membaca, bukannya "sembahlah Aku!" Karena ketika orang membaca/ belajar, mereka tahu, dan mereka akan melakukannya.

Sebagaimana penemu-penemu di setiap masa yang hadir dengan ide dan konsep baru, apa yang Muhammad katakan pada masa itu pastilah sulit diterima oleh masyarakat Mekah yang memiliki karakter keras dan tradisi yang kuat.

Ingatkah kamu apa yang terjadi pada Galileo Galileio ketika mendukung Copernicus yang mempercayai bahwa inti dari semesta ini adalah matahari (heliosentris) bukannya bumi (geosentris)? Galileo kemudian diadili di Roma.

Begitu juga dengan Muhammad, beliau berdakwah untu menyembah Tuhan Yang Esa, yang transenden, dan untuk memperlakukan wanita lebih baik, menghormati orang tua, bahkan mengenai makanan atau minuman apa yang baik, dan tentang bagaimana cara berprilaku. Dia berdakwah mulai dari hal yang mendasar hingga perihal etika. Semuanya berlawanan dengan apa yang ada di kota Mekah saat itu. Apa respon dari masyarakat Mekah saat itu?

Kaum kafir Mekah (aku pakai istilah kafir untuk menterjemahkan infidel, sebagaimana yang dikatakan di buku itu) memperlakukan Muhammad dan pengikutnya sangat buruk. Kaum kafir Quraisy menyiksa umat muslim dan memaksa mereka untuk kembali meyakini keinginan mereka. Karena tekanan dan kondisi yang berbahaya tersebut akhirnya Muhammad dan pendukungnya pindah dari Mekah ke Madinah. Itulah sebabnya perang terjadi, sebagai upaya membela diri dari kaum kafir yang hendak menyiksa umat muslim, bukan sebagai tindakan penyerangan seperti yang dituliskan di buku tersebut.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun