Aku masih terus menyembunyikan rasa takut ini, di ujung ruangan, aku menemukan pintu yang tertutup rapat. Â Aku mendengar bisikan-bisikan samar di balik pintu itu. Â Dengan rasa penasaran dan ketegangan yang tak tertahan, aku mengeluarkan keberanian terakhir untuk membuka pintu tersebut. Â Namun, ketika pintu terbuka, aku hanya menemukan ruangan kosong luas seperti dapur zaman dulu dengan bau busuk yang menusuk hidung.
Saat aku mencoba meninggalkan ruangan itu, aku mendapati pintu keluar yang tadinya terbuka sudah tertutup rapat. Â Aku mencoba membukanya, tetapi pintu itu seakan-akan terkunci dengan kuat. Â Aku terjebak dalam ruangan belakang yang mengerikan.
Sekarang aku merasakan kepanikan yang luar biasa. Â Suara langkah kaki samar-samar terdengar di sekelilingku. Â Aku merasa seperti ada seseorang atau sesuatu yang menguntit dalam bayangan.Â
Dalam ruangan yang kurang pencahayaan, aku pun mengambil senter ponsel untuk melihat sekeliling ruangan.Â
Di situ aku menemukan catatan-catatan kuno yang berbicara tentang ritual-ritual gelap yang dilakukan oleh pemilik rumah di masa lalu. Ternyata, Rumah Tua Kayu itu merupakan tempat dimana roh-roh jaaht dikumpulkan untuk tujuan yang tak terbayangkan.
Sementara itu, Raya yang sedang di halaman depan rumah sedang membersihkan daun-daun kering yang berserakan di tanah.
Srek..sreeek...sreeek!!! Raya mendengar suara langkah dan seretan benda berat di tanah yang kering, kemudian mata Raya terpusat pada nenek tua dengan rambut gimbal sangat panjang dan berpakaian kebaya berjarik sambil membawa kayu usuk yang sudah tua.
Raya masih memperhatikan langkah nenek tua itu dengan menyeret kayu besar itu bolak balik di depan pandangan matanya. Â Raya seketika lari ke dalam rumah saat nenek tua itu menoleh ke pandangannya dengan wajah yang mengerikan.
Tolooong!!! Gedubraaak!!! Suara pintu ruangan pun terbuka dengan doronganku dan kemudian kita berdua bertabrakan di ruang depan.Â
Kaget membelalak kita berdua ketakutan dan Raya terlihat dengan napas yang terputus-putus menceritakan bahwa dia sedang melihat nenek tua yang mengerikan melintas di depan rumah.
"Nurul, kita masih ada lima hari kedepan berada di desa ini, jadi...pliiiss deh kita coba cari rumah lain untuk kita tempati!! Tidak harus seseram inilah kita menikmati liburan kita Nur.." pinta Raya dengan memohon-mohon kepadaku.