Pada cuti kerja akhir tahun ini, aku dan raya hendak berlibur ke luar kota selama sepekan. Di sebuah desa terpencil yang dikelilingi oleh hutan belantara merupakan tujuan kita untuk mendapatkan sensasi baru untuk berlibur.Â
Suasana yang vintage, kuno dan zaman dulu itu menjadi tantangan untuk mengetahui kehidupan warga di desa tersebut. Â
Kebetulan kita sudah mendapatkan serta menyewa rumah yang terbuat dari kayu kuno, warga desa menyebutnya dengan "Rumah Tua Kayu" dan menghindarinya dengan rasa takut. Â Konon, dari cerita warga, rumah yang sudah berdiri sejak zaman nenek moyang dan diyakini memiliki sejarah yang gelap.
Pada suatu pagi yang cerah, kita telah sampai di desa tersebut dan penuh rasa penasaran memutuskan untuk menyembunyikan misteri di balik Rumah Tua Kayu. Â Kita merasa tidak puas dengan cerita-cerita horor yang beredar di desa tersebut dan ingin mengungkap kebenarannya sendiri.
Aku dan Raya mulai memasuki halaman rumah yang dipenuhi lumut dan dedaunan yang kering. Â Saat Raya melangkah ke dalam rumah tua itu. Ia merasakan hawa dingin yang menusuk tulang.
"Nurul...coba lihat deh ini rumah apa ndak terlalu tua dan kotor untuk kita sewa dan ditempati selama liburan kita?!?" tanya dan protes Raya kepadaku seolah dia kecewa dan mengurungkan niatnya untuk tinggal dan menyewa rumah tua tersebut.
"Loh Ray...kita kan sudah sepakat kalo kita akan sewa rumah dengan suasana vintage dan harganya murah!!! Imbuhku mayakinkan Raya dengan sepenuh hati meski rasanya aku juga mulai ragu untuk masuk ke rumah tua itu.
Langkah kaki kita menghasilkan suara bergema yang membuat bulu kuduk kita merinding. Â Rumah itu sunyi senyap, hanya ada suara angin berdesir melalui celah-celah kayu yang lapuk. Â Kita pun berjalan perlahan, mengikuti jejak debu yang telah tertinggal bertahun-tahun. Â Sementara tas travel masing-masing, kita taruh di tepi dinding luar kamar.
"Ray...sepertinya kita hanya perlu menggunakan ruangan depan deh yaa... setelah ini bantuin bersihin ya Ray...Nanti aku bersihkan ruangan depan, siapkan kamar dan kamu bisa bersihkan halaman depan rumah" semangatku setelah perjalanan jauh dari kota dan segera ingin istirahat dan menikmati liburan selama sepekan.
Di dalam rumah tua itu, kamar pertama yang aku temui dipeunhi dengan benda-benda yang sudah rusak. Â Namun, ada sebuah cermin tua yang masih bersinar di pojok ruangan. Â Aku pun tidak bisa menahan diri untuk melihat ke dalamnya. Â Tetapi apa yang ku lihat di cermin itu tidaklah biasa. Â Bayangan gelap muncul di belakangnya, tetapi ketika ku berbalik, tak ada apa-apa. Â Seolah-olah ada sesuatu yang mengintai dari balik dimensi lain.