Mohon tunggu...
Prayitno Ramelan
Prayitno Ramelan Mohon Tunggu... Tentara - Pengamat Intelijen, Mantan Anggota Kelompok Ahli BNPT

Pray, sejak 2002 menjadi purnawirawan, mulai Sept. 2008 menulis di Kompasiana, "Old Soldier Never Die, they just fade away".. Pada usia senja, terus menyumbangkan pemikiran yang sedikit diketahuinya Sumbangan ini kecil artinya dibandingkan mereka-mereka yang jauh lebih ahli. Yang penting, karya ini keluar dari hati yang bersih, jauh dari kekotoran sbg Indy blogger. Mencintai negara dengan segenap jiwa raga. Tulisannya "Intelijen Bertawaf" telah diterbitkan Kompas Grasindo menjadi buku. Website lainnya: www.ramalanintelijen.net

Selanjutnya

Tutup

Politik Artikel Utama

Kasus Perang di Gaza sebagai Studi Kasus Intelijen dalam Mengamankan Pilpres 2024

8 November 2023   17:54 Diperbarui: 10 November 2023   07:15 981
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Para kerabat meratapi kematian anggota keluarga mereka yang tewas dalam serangan udara Israel di Gaza City, Senin (9/10/2023). (AP/FATIMA SHBAIR via Kompas.com

Kita tahu Densus baru menangkap 61 teroris yang akan menggagalkan pemilu. Perlu diingat bahwa kasus Perang di Gaza telah merangsang kelompok teroris kembali bangkit di Suriah dan sekitarnya. 

Terbukti kini ada kelompok JAD (Jamaah Ansharut Daulah) yang terindikasi akan menggagalkan pemilu dengan aksi amaliah, menyiapkan pengantin. Bukan tidak mungkin simbol AS akan mereka serang dengan tujuan mendiskreditkan pemerintah. 

Selain itu kini muncul masalah kritikan keras keputusan Ketua MK tentang usia cawapres, serta isu politik dinasti. Mari kita hati-hati jaga persatuan dan kesatuan kita. 

Kasus konflik keras Ukraina dan krisis Gaza bukti lolosnya pengamatan intelijen, intinya intelijen kecolongan. Badan intelijen Indonesia sebaiknya memonitor kemungkinan adanya operasi clandestine anti-pemerintah. 

Beberapa media asing kini menyoroti Presiden Jokowi yang disebut tidak demokratis. Ini jelas mewakili suara negara Barat termasuk AS. Waspada, Sir, semoga bermanfaat. Pray Old Soldier.

Penulis: Marsda Purn Prayitno W. Ramelan, Pengamat Intelijen

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun