Mohon tunggu...
Prayitno Ramelan
Prayitno Ramelan Mohon Tunggu... Tentara - Pengamat Intelijen, Mantan Anggota Kelompok Ahli BNPT

Pray, sejak 2002 menjadi purnawirawan, mulai Sept. 2008 menulis di Kompasiana, "Old Soldier Never Die, they just fade away".. Pada usia senja, terus menyumbangkan pemikiran yang sedikit diketahuinya Sumbangan ini kecil artinya dibandingkan mereka-mereka yang jauh lebih ahli. Yang penting, karya ini keluar dari hati yang bersih, jauh dari kekotoran sbg Indy blogger. Mencintai negara dengan segenap jiwa raga. Tulisannya "Intelijen Bertawaf" telah diterbitkan Kompas Grasindo menjadi buku. Website lainnya: www.ramalanintelijen.net

Selanjutnya

Tutup

Politik Artikel Utama

Kasus Perang di Gaza sebagai Studi Kasus Intelijen dalam Mengamankan Pilpres 2024

8 November 2023   17:54 Diperbarui: 10 November 2023   07:15 981
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Para kerabat meratapi kematian anggota keluarga mereka yang tewas dalam serangan udara Israel di Gaza City, Senin (9/10/2023). (AP/FATIMA SHBAIR via Kompas.com

Kepala badan intelijen militer Israel mengakui dalam surat yang dikirimkan kepada stafnya pada 17 Oktober bahwa telah terjadi kegagalan intelijen besar-besaran menjelang serangan Hamas 7 Oktober itu, dan ia menyatakan bertanggung jawab penuh secara pribadi. 

Mengapa Israel terus melakukan gempuran ke Gaza, karena kelompok Hamas menggunakan pemukiman di antara penduduk sebagai tempat persembunyian markasnya. 

Konsep militer Isael yang akan membumi hanguskan Hamas di Gaza menyebabkan korban dikalangan sipil. Cara yang digunakan drastis mendorong warga meninggalkan Gaza untuk menyerang Hamas lebih bebas. 

Semua pasokan listrik, air dan suplai logistik di tutup, kini bantuan kemanusiaan masuk melalui perbatasan Mesir. Konflik bersenjata ini mengulangi perang masa lalu, hanya musuhnya kini Hamas sebagai proxy Iran.

Teori Hamas sebagai proxy, meniru teori Israel saat pelemahan Suriah dimana Mossad bersama CIA dan Mi6 menciptakan ISIS untuk melakukan pengacauan di Suriah. Dengan demikian maka Suriah tidak akan menyerang Israel. 

Nah, kini Hamas menjadi proxy Iran untuk memasukkan Israel dalam killing ground. Israel (Mossad dan IDF) terjebak, emosional dan berniat membumi hanguskan Gaza tanpa menghitung dampak psikologis jatuhnya korban di pihak sipil. 

Nampaknya Israel tidak akan berhenti membombadir Gaza untuk melemahkan Hamas, bahkan terbersit ancaman akan menyerang dengan senjata nuklir. 

Hingga korban terus berjatuhan bahkanvmelebihi korban perang Ukrains. Sikon ini dianggap oleh Hamas akan menguntungkan, karena banyak negara- negara di dunia akan bersimpati kepada Palestina dan pasti. menekan Israel. 

Bagi Indonesia, kasus ini sebagai sebuah studi. Saat ini kita menuju ke pilpres 2024, kita perlu mewaspadsi jangan sampai terjadi perpecahan di dalam negeri. 

Harus disadari ada kekuatan luar yang mengincar Indonesia pecah, dengan memanfaatkan proxy dalam negeri. Indonesia berada di center of grafity konflik AS versus China (RRT). 

Keduanya berebut memengaruhi dan bisa terlibat dalam pemilihan Presiden pada Pilpres 2024. Selain itu ada juga kelompok yang menghendaki negara berbentuk khilafah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun