DI indonesia, pimpinan nasional sebagai kepala negara dan kepala pemerintahan adalah presiden. Pak Jokowi sebagai presiden kini menjalani periode kedua kepemimpinannya sejak 2019 hingga 2024.Â
Bagian terpentingnya, bagaimana memimpin bangsa ini dalam pembangunan menuju cita-cita luhurnya yang berkelanjutan bisa tercapai.
Menuju ke tahun 2024, walau sikon masih cair, kini dinamika politik mulai panas, terutama dalam memilih siapa calon presiden. Ada tiga calon dengan elektabilitas dua digit yaitu Ganjar Pranowo, Prabowo Subianto dan Anies Baswedan.Â
Sementara baru dua calon presiden yang sudah diusung, yaitu Prabowo oleh Gerindra dan Anies oleh Partai NasDem.Â
Sementara PDIP dan Golkar sebagai partai dua digit belum memunculkan calonnya. Ganjar sebagai kader belum diputuskan tentang pencalonannya oleh Ketum PDIP.
Ada peristiwa menarik yang diberitakan, yang mana saat menyampaikan sambutan dalam acara puncak HUT ke-58 Partai Golkar, Jumat (21/10/2022) di JIExpo Kemayoran.
Presiden Jokowi menyampaikan pesan politik yang menurut istilah teman penulis, Kang Pepih Nugraha melalui gaya bahasa "high context culture", tidak seperti biasanya. Jokowi meyakini Partai Golkar tidak akan sembrono dalam mendeklarasikan calon presiden yang akan maju di Pemilu 2024 mendatang.
"Oleh sebab itu, saya yakin Golkar akan dengan cermat, akan dengan teliti, akan dengan hati-hati, tidak sembrono, dalam mendeklarasikan calon presiden yang maju Pemilu 2024."Â
Ditegaskannya, "Saya juga meyakini bahwa yang akan dipilih oleh partai Golkar, capres maupun cawapres, ini adalah tokoh-tokoh yang bener."
Dari perspektif penulis, nampak ada yang mengganggunya, beliau adalah seorang visioner. Oleh karena itu mari kita lihat filosofi atau falsafah Pak Jokowi, agar mereka yang tidak faham dengan karakternya tidak 'gebyah uyah', dan akan merugi pastinya.