AS kini hanya ingin konsep Indo Pacific di dukung negara-negara di Asia Tenggara terutama Indonesia dan Malaysia. AS ingin kedua negara ini tidak terlalu rapat dengan China, karena China dan Rusia disebut sebagai musuhnya.
Nah, saat ini ada dua capres yang pernah sekolah di AS, Prabowo dan Anies. Prabowo yang dahulu punya masalah HAM ditolak ke AS, kini sebagai Menhan sudah bebas masuk AS dan bahkan akan membeli F-15, dia jelas nasionalis.Â
Sementara, Anies walau lama di AS, kini selain NasDem, dia didukung kelompok radikal. Dari sejarah sejak 2014, kini nampaknya ISIS tidak diminati dan bukan lagi kebutuhan AS dan Israel, yang mana Anies yang didukung radikal keras justru bisa kurang disukai.Â
Di sini Prabowo sebagai nasionalis akan lebih diminati. AS menilai ancaman keamanan nasionalnya adalah China (RRT), siapa capres yang tidak dekat dengan China akan lebih disukai.Â
Hingga saai ini AS memandang Pak Jokowi adalah tokoh kuat demokrasi, cukup berperan baik di G20 dan akan menjadi Ketua ASEAN tahun depan.
Kesimpulan
Dari acara HUT Golkar, terlihat Presiden nyaman dan faham kekuatan politik Golkar, yang Ketumnya masih tetap menjadi Menko. Bagi tokoh-tokoh dan parpol lainnya, sebaiknya lebih memahami karakter pemimpin Jawa ini dengan falsafahnya.Â
Sebaiknya tidak over confident menyikapi sikon yang berlaku, kasus Sambo adalah studi kasus akibat over confident, nose up dan salah hitung mengakibatkan Sambo kini dihabisi.Â
Dari informasi yang berhembus, nampaknya akan terjadi reshuffle kabinet sebagai hak prerogatif presiden dalam mengantisipasi perkembangan situasi politik.Â
Pesan penulis jangan under estimate dan jangan sembrono dengan Pak Jokowi yang masih menjabat presiden, dilindungi konstitusi, memiliki kekuasan, pendukungnya masyarakat dan parpol koalisi masih kuat, diakui dekat dengan AS, presidensi G-20. Hati-hati, Anda bisa lungkrah (hilang kekuatan). Semoga bermanfaat, Pray Old Soldier
Penulis: Marsda (Pur) Prayitno W. Ramelan, Pengamat intelijen.