Penduduk Jakarta Heterogen, mayoritas pendatang, di kota yang padat ini, persaingan hidup semakin berat, terdiri dari kelompok elit, middle class dan grass root. Penduduk cenderung individualistis, terutama di kelompok middle class dan elite.Â
Karena Jakarta adalah kota impian untuk mencari nafkah bagi pendatang, maka ikatan batiniah ke daerah asalnya masih sangat erat, terutama yang menyangkut tradisi.Â
Sebagai contoh, kendati libur Natal dan Tahun Baru (Nataru) dipangkas oleh pemerintah, tetapi tetap terjadi eksodus yang besar keluar dari Jakarta. Tercatat sebanyak 483.072 kendaraan, pergi meninggalkan Jakarta sejak 23 Desember 2020 hingga 25 desember 2020.Â
Jumlah tersebut merupakan kumulatif arus lalu lintas dari empat Gerbang Tol (GT) utama, yakni Cikupa, Ciawi, Cikampek Utama, dan Kalihurip Utama.Â
Dibandingkan kondisi lalu lintas normal, volume kendaraan saat libur Natal naik 17,4 persen. Menurut PT Jasa Marga jumlah volume kendaran saat arus libur Natal di tengah pandemi meningkat dibandingkan periode yang sama pada 2019.Â
Analisis dan Saran Way OutÂ
Apa sebenarnya yang bisa dipetik dari data-data tersebut diatas? Menurut persepsi intelijen dalam berperang, kita harus mampu mengukur kekuatan, kemampuan dan kerawanan baik lawan maupun pihak sendiri. Kekuatan menyangkut jumlah, artinya kita harus mengukur jumlah covid, memang sulit, yang diukur pesebarannya.
Sebagai contoh, ada analisis yg membandingkan rasio yg terkonfirmasi positif dengan jumlah penduduk. Diterakan pada 13 Desember 2020, bahwa satu diantara 75 penduduk DKI terpapar, yang mengkhawatirkan pada 15 Januari 2021, satu diantara 50 penduduk tertular. Ini berarti kekuatan penetrasi covid besar (semakin banyak menulari).Â
Bagaimana kekuatan pihak kita, ini tergantung dengan perilaku, imunitas dan sistem kesehatan. Pemerintah dengan wewenangnya terus berusaha menekan kasus.Â
Menerapkan PSBB, meningkatkan sistem kesehatan, bansos, pemberian sanksi dan larangan kerumunan, pembatasan tempat hiburan. Upaya terbaik pemerintah, sejak 13 Januari 2021 dimulai suntikan perdana vaksin kepada Presiden Jokowi, dan dilanjutkan vaksinasi nasional. Pemerintah punya kekuatan dana menggratiskan vaksin.Â
Dari sisi kemampuan, covid mampu menulari siapapun yg bisa dia tulari melalui manusia yang sudah mereka penetrasi. Sementara kemampuan kita baru tahap penerapan protkes, 3M, penyiapan ICU, dan rumah sakit serta tempat isolasi mandiri.Â