Memesan melalui machine counter, sama seperti MRT di singapura, tinggal memilih stasiun tujuan yg di tuju, dan klik membayar melalui mesin atm seketika tiket langsung di print. Sempat kebingungan namun ada petugas yang standby di samping mesin untuk mengarahkan pilihan yang ada .
Kesan bersih langsung terasa begitu saya masuk ke dalam kereta, kursi yg empuk serta AC yg wangi membuat saya bisa beristirahat dgn nyaman setelah Jet lag atau flight fatigueÂ
Begitu sampai di stasiun penyangga, saya berganti ke Commuter Line atau keren nyaÂ
 Begitu padat dan sesak.Â
Ini menandakan bahwa Ibukota kekurangan moda transportasi umum.Â
Setelah agak lama mencari kounter tiket, di karenakan kurangnya  petunjuk arah, akhirnya saya mendapatkan tiket dgn harga yg murah utk station tujuan akhir.Â
Menunggu KRL datang menjadi sebuah pengalaman tersendiri. Banyaknya penumpang dan tidak ada nya batas antara jalur kereta dgn tempat penumpang membuat harus ekstra waspada.Â
Setelah KRL datang, ternyata penumpang yg akan turun jg sedemikian banyak. Saya menunggu sambil berhati hati.
Kali suasana di dalam KRL berbeda dgn Airport Railway yang saya naik sebelum nya. Karena penumpang banyak saya harus berdiri dan kondisi interior KRL harus lebih sering di bersihkan.Â