Tulisan ini berdasarakan pengalaman saya, bulan September lalu saat menghadiri Seminar Konstruksi 2019 (Baca di Seminar ), Namun baru kali ini bisa di upload di karenakan 2 bulan ini kesibukan oleh pekerjaan.Â
Bagi saya yang tinggal di Pulau Batam, sebuah pulau dekat perbatasan dengan Singapura dan Malaysia (Johor Bahru) kemacetan lalu lintas merupakan hal yang langka.Â
Selain tingkat populasi penduduk Batam yang masih di angka 1.3 juta jiwa, mayoritas jalan dalam kota Batam mempunyai 2 jalur di masing-masing arah, sehingga moda transportasi umum masih kalah manis di banding kan kendaraan pribadi baik roda dua maupun roda empat.Â
akan tetapi untuk Ibukota Indonesia - Jakarta, moda transportasi umum menjadi primadona di tengah hiruk pikuk pusat bisnis dan pusat administrasi negara. Sebelum keberangkatan dari bandara hang nadim, saya melakukan mini riset utk mengukur beberapa aspekÂ
1. Harga angkutan umum
2. Waktu tempuh
3. Kemudahaan utk memesan angkutan umumÂ
Sesaat setelah turun dari pesawat terbang, saya langsung menaiki airport train yg menghubungkan terminal-terminal di bandara soetta. Berkat papan petunjuk arah yang memadai, saya bisa menemukan Kereta Bandara dgn mudah. Penumpang mengantri dengan teratur dan ada dinding kaca pembatas antara kereta dan tempat antrian penumpang. Â satu lagi, kereta bandara gratis untuk penghubung antara terminal dan Airport Railway Station.
Setelah turun dari Kereta Bandara saya langsung menuju ke Airport Rail way, Stasiun  terlihat baru dan aroma nya masih segar.