Nah, sistem ini belum tersedia, namun menurut Pak Ruslan dengan luas lahan TPA sekitar 49 hA, dimana yang baru termanfaatkan hanya separuh nya, kemungkinan sistem ini bisa di terapkan di masa depan. Akan tetapi tentu saja memerlukan dukungan dari berbagai stakeholder pemerintahÂ
Rute terakhir "Tamasya"
Setelah mengajak kami berkeliling di 3 tempat pengelolaan sampah, kami juga berkunjung ke Bank sampah yang ada di TPA tersebut, dan perkebunan yang di hasilkan oleh bibit-bibit sayur yang merupakan sisa dari sampah pasar atau rumah tangga.
Selain itu, kami juga berkesempatan melihat, truk-truk sampah yang di parkir di TPA. Total ada 159 truk sampah, dengan komposisi 40 truk sampah untuk mengangkut sampah industri dan 119 truk sampah untuk mengangkut sampah rumah tangga
Melihat komposisi diatas, sampah rumah tangga menjadi penyumbang terbesar di TPA telaga punggur, hampir 400 ton sampah yang di hasilkan perhari oleh rumah tangga, sedangkan dari industri berkisar 200 ton, sehingga total terdapat perhari 600 ton sampah yang di angkut ke TPA telaga punggur
Di akhir rute tamasya, kami di ajak melihat proses di jembatan timbang. Saat truk pengangkut sampah berada di atas jembatan timbang, data akan langsung terhubung ke sistem komputer yang ada di  kantor timbangan. Selain itu setiap truk pengangkut sampah di tandai, untuk memudahkan filterisasi data yang di hasilkan sehingga bisa mengetahui sampah yang datang berasal dari kecamatan mana
Berikut pesan dari Pak Ruslan, untuk kita semua :Â
Dari Batam Untuk Indonesia yang lebih baik