TPA tujuan adalah TPA di Telaga Punggur, di tempat tersebut Bpk Ruslan sebagai pemandu guide utk "Tamasya", Beliau mengajak kami ke 3 jenis sistem yang di gunakan  yaitu sebagai berikut :
1. Sistem Open DumpingÂ
Sistem ini merupakan sistem awal yang digunakan saat pembukaan TPA telaga punggur di tahun 1995, Â Open dumping adalah sistem pembuangan sampah yang paling sederhana. Sampah hanya dibuang di sebuah tempat pembuangan akhir tanpa ada perlakuan lebih lanjut. Sistem ini telah di tinggalkan karena berdampak kepada lingkungan dan ekosistem sekitar
Saat ini, sistem ini masih di gunakan oleh TPA telaga punggur, Sistem Landfill dalah sistem pengelolaan (pemusnahan) sampah dengan cara membuang dan menumpuk sampah di lokasi cekung, memadatkannya , dan kemudian menimbunnya dengan tanah. Â Metode pengelolaan sampah dengan sanitary landfill adalah jenis yang paling umum digunakan dibanyak negara, termasuk IndonesiaÂ
Menurut Pak Ruslan, sistem land fill telah berlangsung hampir 20 tahun, dan ketinggian timbunan mencapai 20 meter dari elevasi awal. Â
Di area land fill, terdapat 1 bulldoser yang akan meratakan sampah yang di angkut oleh truk, namun sebelum itu para pemulung-pemulung akan mengumpulkan sampah-sampah yang mempunyai nilai jual sebagai contoh, sampah plastik .
Sistem ini baru di terapkan di TPA telaga punggur, dengan menggunakan dasar geotextile di lapisan bawah dan bebatuan di lapisan kedua, air/cairan yang terkandung dalam sampah -sampah akan terpisah dan mengalir ke pip yang terhubung dengan bak-bak air filter yang telah di siapkan.Â
Terdapat 3 bak filter, yang harus di lewati sebelum di lepas ke lautan atau sungai terdekat. Â Sedangkan sampah-sampah yang telah mengalami proses filterisasi akan di proses menjadi gas atau di kenal dengan proses gasifikasi yang nanti nya akan menjadi bahan pembakaran
Tentu saja ada proses lanjutan yang memerlukan mekanisme tertentu (baca : Gasifikasi Biomasa - Sampah) , akan tetapi sistem terbaru ini lebih ramah lingkungan.