Mohon tunggu...
Ricky Pramaswara
Ricky Pramaswara Mohon Tunggu... Guru - Guru dan Aktivis

Sebaik-baiknya perlawanan adalah menahan diri melawan diri sendiri.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Mengosongkan Sombong melalui Puisi Sujud Karya Gus Mus

26 Februari 2024   11:41 Diperbarui: 26 Februari 2024   13:27 544
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pada bait pertama puisi Sujud, penulis mengajak kita menggunakan kelebihan yang Tuhan berikan berupa akal pikiran. Penulis mengajak kita berpikir sekaligus merenungi keinginan kita untuk bersujud pasrah.

Pasrah adalah sebuah sikap menerima apa adanya. Tidak meminta hal lebih selain apa yang telah tersaji di depan kita. Ketika Tuhan menyajikan bumi yang terhampar sebagai tempat kita bersujud, mengapa kita masih meminta hal lain agar kepala yang begitu kita banggakan tidak terkotori oleh tanah bumi? Tanah yang di mana tempat kita akan kembali kelak?

Ataukah kita hanya melihat tanah sebagai sesuatu yang rendah yang tak pantas untuk tubuh kita tapaki selain kaki? Begitulah nafsu akan menguasai akal pikiran. Nafsu yang berbuah menjadi sifat sombong yang bisa menyesatkan manusia. Seperti yang penulis gambarkan pada bait selanjutnya.

Apakah kau melihatnya

seperti iblis saat menolak menyembah bapakmu

dengan congkak,

tanah hanya patut diinjak,

tempat kencing dan berak

membuang ludah dan dahak

atau paling jauh hanya jadi lahan

pemanjaan nafsu

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun