Jika pada tahap sebelumnya mereka pahami perubahan tubuh secara umum, di tahap ini anak dikenalkan lebih jauh terkait perubahan tubuh ketika memasuki masa pubertas serta memahami bahwa setiap orang berbeda. Pola hubungan di luar keluarga mulai dikenalkan. Anak juga diingatkan lagi kemana mereka dapat mencari bantuan jika mendapat masalah.
Izinkan anak bertanya terkait masalah seksual pada orang tuanya. Jika orang tua bingung menjawab, minta waktu jeda untuk mencari tahu cara menjawab yang tepat.
Jangan bungkam keingintahuan anak karena mereka berada pada fase ingin tahu yang besar. Alih-alih diam saat dilarang membicarakan masalah terkait seksual, mereka malah penasaran dan mencari tahu dengan caranya sendiri.
4. Tahap empat (11-13 tahun)
Pubertas bukan hanya sebatas perubahan bentuk tubuh, tapi juga meliputi perubahan organ tubuh yang berhubungan dengan proses reproduksi.Â
Di tahap ini anak perlu paham tentang konsepsi, bagaimana terjadinya kehamilan, dan bagaimana mereka harus menghindari perbuatan yang dapat menyebabkan terjadinya kehamilan.
Norma sosial yang berkembang terkait gender dan seksualitas juga perlu mereka pahami, sehingga paham dan tahu sikap yang harus diambilnya dalam sebuah situasi.
Anak perlu dijelaskan bahwa perilaku yang salah seperti seks bebas akan membawa dampak buruk bagi dirinya sendiri.
Panduan di atas adalah tahapan yang dilakukan oleh sekolah tingkat dasar dalam mengenalkan topik seksualitas kepada anak yang perlu juga dipahami oleh para orang tua.
Namun sesungguhnya pemahaman tentang perbedaan jenis kelamin dapat diawali oleh orang tua sejak anak berusia satu tahun.Â
Saat memandikan anak dapat kita ajak dia mengenali bagian tubuhnya dengan menyebutkan sesuai nama sebenarnya sambil dijelaskan kepada anak cara menjaga kebersihan serta  cara melindunginya.
Tentunya dengan bahasa yang sederhana, yang dapat dipahami anak seperti yang saya tulis pada artikel yang berjudul, "Mengapa dan Harus Bagaimana Ketika Anak Suka Memegang Alat Kelaminnya Sendiri."