Dito, berusia sembilan tahun, dibuat terkejut-kejut oleh Nancy, teman di sekolahnya yang baru. Nancy saat di jam istirahat, tiba-tiba masuk ke kolong meja mendekati tempat Dito duduk, dan berusaha mengintip ke arah dalam celana Dito.
Sontak kejadian ini membuat Dito risih, takut dan bingung. Karena hubungan Dito dan mamanya erat, ia langsung menceritakan kejadian ini sepulang sekolah, gantian sekarang mamanya Dito yang takut dan bingung.
Apa yang harus dilakukan jika anak menceritakan tentang perlakuan tidak senonoh yang dialaminya?
1. Dengarkan ceritanya dengan seksama
Ajukan pertanyaan dengan santai, wajah tegang orang tua dapat menghentikan niat anak berterus terang. Siapa, Kapan, di mana, bagaimana, sudah berapa kali, adalah kata kunci yang perlu ditanyakan.
Setelah dapat informasi, ingat untuk mencatat semua keterangan yang didapat.
2. Minta waktu pada wali kelas sesegera mungkin
Ceritakan semua yang didengar pada wali kelas dengan tanpa mengurangi ataupun menambahkan isi cerita. Sampaikan kepada wali kelas bahwa kita ingin mendengar tindakan apa yang akan mereka ambil, dan minta wali kelas untuk menyampaikan perkembangan terkait hal ini.
3. Pikirkan tentang tindakan yang perlu diambil sebagai orang tua
Apakah kita perlu “merumahkan” anak sampai kejadian ini jelas, atau bahkan melaporkan kejadian ini kepada yang berwenang, tentunya tergantung kepada berat ringannya kasus dan tingkat risiko yang ada.
Dalam hal kasus Dito, tentunya kejadian ini tidak perlu sampai melibatkan yang berwajib. Sesungguhnya apa yang terjadi masih dalam tahap isengnya anak sekolah yang tidak membahayakan, namun dapat berkembang menjadi buruk jika didiamkan dan orang tua serta pihak sekolah tidak tanggap.
Apa yang bisa dilakukan orang tua maupun pihak sekolah?