Pencegahan adalah kata kunci, mencegah munculnya perbuatan yang tidak senonoh, baik di sengaja maupun tidak, perlu dilakukan sekolah dan juga orang tua antara lain melalui sex education, pendidikan seks.
Apa saja yang perlu disampaikan kepada anak melalui pendidikan seks?
1. Tahap satu (usia 5-7 tahun)
Anak dikenalkan dengan anggota tubuhnya, termasuk organ reproduksi dengan nama sebenarnya, perbedaan jenis kelamin, bagaimana menjaga kebersihan dan keselamatan diri adalah hal awal yang perlu mereka pelajari.
Etika dan norma yang berlaku terkait seksualitas dan perbedaan jenis kelamin perlu disampaikan dengan bahasa yang mudah dipahami.
Di tahap ini ajarkan anak siapa saja yang boleh melihat dan menyentuh area tertentu pada tubuhnya. Ajarkan pula untuk menjaga privasi saat tidak berpakaian lengkap.
Contoh, “Adek, kalau buang air kecil tidak boleh di tempat terbuka. Malu kalau dilihat orang lain.”
Dengan demikian anak tahu bahwa ia perlu menjaga area privasinya agar tidak terlihat oleh orang lain, begitu pula sebaliknya, ia tidak boleh sengaja mencari-cari dan melihat area privasi orang lain.
Anak juga perlu tahu bagaimana dan siapa yang dapat dimintai bantuan jika ada yang membahayakan keselamatan mereka.
2. Tahap dua (usia 7-9 tahun)
Pada tahap ini anak diajak memahami perubahan pada tubuhnya seiring pertambahan usia. Mengenali perasaan diri dan memahami orang lain juga diajarkan.
Pemahaman tentang gender dan bagaimana masyarakat memandang gender merupakan salah satu pengetahuan yang disampaikan pada tahap ini secara sederhana.
Perlu diingat, bahwa gender bukan sebatas mengacu pada hal biologis seperti jenis kelamin, namun lebih jauh, mencakup peran dalam kaitan kehidupan sosial.