Dikisahkan terdapat seekor kambing betina Bernama Maseba dan anaknya sedang makan rumput kemudian didatangi seekor singa yang bernama Warani. Warani berniat menerkam kedua kambing tersebut, akan tetapi dengan kecerdikan kambing berhasil mengelabuhi singa tersebut. Kambing bercerita kepada singa kalau dia pernah makan seekor singa sebelumnya. Mendengar perkataan kambing, lantas membuat singa ketakutan dan lari. Kemudian singa bercerita kepada kera, lalu kera mengejek singa kalau tidak mampu mengadapi kambing Masaba. Singa pun kemudian mengajak kera menemui kambing tersebut dengan mengikat ekor antara keduanya. Melihat singa datang bersama kera, kambing berkata pada kera "kenapa engkau hanya membawa satu singa, padahal engkau menjanjikan  padaku setiap hari sepuluh singa, kemana yang Sembilan singa", mendengar hal tersebut lantas membuat singa takut dan lari terbirit-birit sampai membuat kera terseret.
Dalam relief ini terdapat nasehat bahwa kecerdasan dapat mengalahkan kekuatan dan agar selalu berpikir menggunakan otak. Selain itu kepercayaan diri sangat penting ada dalam diri kita, tanpa adanya rasa percaya diri kita tidak bisa meraih sesuatu begitu juga dengan sebaliknya.
Kesimpulan
Dari pembahasan diatas, dapat kita ambil kesimpulan bahwa Candi Jago termasuk candi yang beraliran agama Hindu-Buddha. Candi ini dibangun pada masa pemerintahan Raja Adityawarman sebagai tempat pendharmaan bagi Raja Wisnuwardhana. Arsitektur Candi Jago termasuk kedalam gaya Candi majapahit karena  terdapat beberapa candi Majapahit yang menyerupai bentuk dan arsitektur Candi Jago. Gaya dan arsitektur yang dimiliki Candi Jago disusun seperti punden berundak sehingga menyerupai gunung Mahameru. Bangunan candi terlihat sudah tidak utuh lagi, hanya menyisakan bagian kaki dan sebagian badan candi.
Situs candi jago memiliki informasi yang lengkap berkaitan dengan peradaban Bindu dan Buddha di Indonesia. Selain itu Candi Jago memiliki keberagaman relief yang kaya, hanya sedikit candi yang memiliki keragaman relief. Relief-relief tersebut diantaranya yaitu relief Ari Darma, Arjuna Wiwaha, Kunjarakarna, dan relief berceritakan kisah hewan (fabel), seperti cerita katak dan ular (tantri), cerita kerbau dan buaya, carita singa dan lembu (nandakaprakaran), cerita kura-kura dan angsa, cerita singa dan kambing. Adapun relief-relief yang ada pada Candi Jago ini mengandung pesan moral yang dapat dijadikan sebagai pelajaran dalam kehidupan.
Daftar Pustaka
Aidah, N.A., & Tim. 2020. Sejarah 8 Kerajaan Besar di Indonesia. Yogyakarta: KBM Indonesia
Candi Jago. Wikipedia.Ensiklopedia Gratis. 27 Februari 2022.Web.Diakses pada 5 Maret 2022. https://id.wikipedia.org/wiki/Candi_Jago
Fiaji, N.A., Brata, K.C., & Zulfaria, P. Aplikasi Ar-Ca (Augmented Reality Relief Candi Jago) Sebagai Upaya Pendokumentasian Digital Relief Candi Jago dan Pengenalan Wisata Sejarah di Malang. Jurnal Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer (JTIIK), 8(4), 815-821. Dari https://pdfs.semanticscholar.org/bc93/dacd7d96c6281e2bd4956ea7a97ffb63c7ea.pdf
Maulidi, C., & Rukmi, W.I. Tipologi Lanskap Jawa Kuno dari Ilustrasi Relief Candi Jawi, Jago dan Panataran. Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota, 10(2),107-116.
Muljana, S. 2005. Menuju Puncak Kemegahan Sejarah Kerajaan Majapahit. Yogyakarta: LKis