Mohon tunggu...
Pradipta riris
Pradipta riris Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Hello! Saya Pradipta Riris Handayani mahasiswa dari D3 Keperawatan Universitas Airlangga (Akreditasi A) yang lahir di Malang pada 30November 2001. Ditengah kesibukkan saya sebagai mahasiswa, saya suka sekali membaca berita terkini dan menulis apa yang sedang saya pikirkan. Itu saja perkenalan diri saya, have a nice day everyone and stay safe.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Arsitektur dan Relief Candi Jago

14 Juni 2022   11:40 Diperbarui: 14 Juni 2022   11:57 758
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Singhasari merupakan sebuah nama ibu kota, akan tetapi nama Singhasari inilah yang kemudian lebih dikenal daripada nama Tumapel. Oleh karena itu Kerajaan tumapel dikenal juga sebagai Kerajaan Singhasari.Adapun corak agama dan kepercayaan Kerajaan Singhasari ini yakni Hindu-Budha. Awalnya, saat Ken Angrok sebagai penguasa corak agama dan kepercayaannya adalah Hindu, namun pada masa Raja Kertanegara corak keagamaan mulai adanya percampuran antara Hindu dan Budha.

Kerajaan Singhasari mengalami puncak kejayaan pada masa Raja Kartanegara. Raja Kartanegara ini memimpin dengan sangat Tegan dan bijaksana. Untuk mengemangkan kerajaan Singhasari Kertanegara menjalin hubungan baik dengan kerajaan lainnya. Dengan dibawah pimpinannya mampu menjadikan Sriwijaya sebagai Kerajaan yang kuat khususnya dalam hal perdangan dan juga militer, sehingga saat itu wilayah Singhasari sangat luas.

Pemeritahan Kertanegara membawa Kerajaan Singhasari dalam kejayaan sekaligus keruntuhan. Kerajaan Singhasari runtuh karena adanya suatu pemberontakan kerajaan bawahannya. Pemberontakan ini tidak dapat dibendung sehingga menyebabkan runtuhnya Kerajaan Singhasari.

Kereajaan Singhasari memberikan banyak sekali peninggalan budaya seperti patung, candi, dan juga candi. Adapun peninggalan kerajaan Singhasari antara lain meliputi Candi Singhasari, Candi kidal, Candi Jago, Candi Sumberawan, Candi Jawi, Prasasti Singhasari, Patung Ken Dedes, Patung Kertanegara dan masih banyak lainnya.

 Sejarah dan Arsitektur Candi Jago

Menurut kitab Pararaton dan Negarakertagama, disebutkan bahwasannya Candi Jago dibangun atas perintah dari Raja Kertanegara yang tujuannya sebagai tempat pendharmaan bagi raja ke-4 Singhasari yakni WIsnuwardhana yang merupakan ayahnya. Pembangunan candi ini berlangsung sejak 1268 M sampai 1280 M. Disebutkan dalam kedua kitab tersebut bahwa Candi Jago sering dikunjungi oleh Raja ke-4 Majapahit Hayam Wuruk.

Dalam pembangunan Candi Jago sudah menggalami beberapa renofasi atau perbaikan. Karena terdapat kebiasaan para raja-raja terdahulu untuk memperbaiki bangunan candi yang didirikan oleh raja sebelumnya. Dalam hal ini Candi Jago menggalami perbaikan pada tahun 1343 M atas perintah Adityawarman. Candi Jado pertama kali diperkenalkan oleh Stamford Raffles dalam bukunya yang berjudul History of Java (1917). Nama siapa yang pertama menemukan candi ini hingga kini masih belum diketahui. Sebelumya

Gaya dan arsitektur yang dimiliki Candi Jago disusun seperti punden berundak sehingga menyerupai gunung Mahameru. Bangunan candi terlihat sudah tidak utuh lagi, hanya menyisakan bagian kaki dan Sebagian badan candi hal ini yang menambah keunikan dari candi ini. Atap dari Candi Jago sudah tidak berbentuk lagi, menurut cerita warga setempat dikarenakan tersambar oleh petir.

Gaya Candi Jago ini termasuk kedalam gaya candi Majapahit, karena beberapa candi peninggalan Majapahit mirip dengan gaya dan arsitektur Candi Jago. Adapun ciri-ciri dari candi peninggalan Majapahit menurut Santiko (1995) yaitu: (1) bagian kaki candi berundak teras tiga yang dihubungkan dengan tangga, salah satu bagian dari tubuh candi tidak dapat dijumpai dikarenakan terbuat dari bahan yang tidak permanen dan mudah rusak, (2) bingkai dasar dan tegak berhias motif geometri, flora dan fauna, dan berbagai motif jambangan, (3) sumber dari relief ceritanya adalah kakawin dan kidung bertema kelepasan, (4) bangunan berbentuk persegi panjang dengan pola memanjang ke belakang dengan induk candi dibagian belakang.

Relief Candi Jago

Candi Jago adalah candi dengan keragaman relief yang kaya, hanya sedikit candi yang memiliki keragaman relief. Biasanya dalam satu tubuh candi hanya terdapat satu atau dua relief saja. Pada dinding luar candi terdapat relief yang menceritakan kisah Khresnayana, Kunjarakharna, Anglingdharma, serta cerita tentang hewan-hewan. Pada bagian barat laut atau tepatnay sisi kiri terdapat cerita tentang kura-kura dan serigala. Pada bagian timur laut terdapat cerita Buddha. Pada bagian teras ketiga terdapat cerita tentang Arjunawiwaha.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun