Keesokan harinya, Bu Ningrum guru kelas lima akan membagikan hasil ulangan matematika. Jantung Tyas berdebar kecang menunggu namanya dipanggil. Memang Tyas kurang menguasai matematika. Dia sering ikut ulangan susulan atau remedial.
“Hari ini, Ibu akan membagikan hasil ulangan matematika. Nilai yang masih di bawah 65 harus mengulang,” kata Bu Ningrum cukup tegas.
“Aik Sari Rahayu,” Bu Ningrum mulai memanggil siswa satu per satu.
“Hore…aku dapat 100…” teriak Aik dengan gembira saat dia menerima hasil ulangan.
“Huf…aku cuma dapat 80…!” celoteh Dila dengan muka cemberut.
Hati Tyas tambah berdesir saat Bu Ningrum memanggil namanya. Langkahnya begitu berat untuk ke depan kelas.
“Belajar ya….” Pesan Bu Ningrum sambil memberikan lembaran kertas ulangan.
“Huf…remedial lagi…kenapa sih matematika selalu dapat jelek?” celetukku dalam hati. Dengan lunglai, Tyas pun kembali ke tempat duduknya.
“Tyas, belajar matematika bersama yuk. Nanti sore ke rumahku ya…” ajak Aik sambil menepuk bahu Tyas.
Tyas tidak menyangka, Aik akan mengajaknya belajar bersama. Rasa senang terpancar dari wajah Tyas. Dengan senyum dan gembira Tyas pun mengiyakan ajakan Aik.
Sore begitu cerah, secerah hati Tyas. Dia akan belajar matematika bersama Aik dan dia tidak tahu apakah Dila ikut atau tidak. Langkahnya ringan sekali menuju ke rumah Aik untuk memenuhi ajakan Aik. Ya…ajakan yang langka dan jarang sekali ditawarkan kepadanya.