“Huf…sudah tahu aku belum pulang mengapa ibu tidak mencariku?” gerutu Tyas dalam hati sambil mempercepat langkah.
“Dek…rumahmu mana?” tiba-tiba ada orang yang bertanya.
Tyas menghentikan langkah dan menoleh ke sumber suara.
“Rumahku di Jalan Ratna, Bu.” Jawab Tyas sambil menarik nafas lega, yang mengira suara itu adalah suara hantu.
“Yuk, aku bonceng.” Ibu separuh baya itu menawari Tyas untuk naik di sepeda onthelnya yang sudah kelihatan usang.
Mengingat hari sudah mulai gelap, Tyas pun mengiyakan tawarannya. Ibu itu namanya Bu Erna. Dia ternyata akan ke toko dekat rumah Tyas untuk membeli susu bayi.
***
“Ibu…, kenapa tidak menjemputku!” teriak Tyas kesal sambil mencari posisi ibunya yang ternyata sedang di kamar adiknya.
“Stststs…pelan-pelan,” kata Ibu menenangkan Tyas.
“Adikmu sakit, dari tadi demam tinggi dan mengigau. Baru saja dia tertidur. Maafkan Ibu ya, Nak. Sekarang, kamu mandi terus makan. Ibu sudah buatkan tumis kangkung dan tempe goreng kesukaanmu,” penjelasan ibu mengurung kemarahan Tyas. Rasa bersalah pun masuk dalam pikiran Tyas. Tanpa sepatah kata, Tyas menuju ke kamar meletakkan tas dan bergegas ke kamar mandi.
***