Mohon tunggu...
Mohamad Irvan Irfan
Mohamad Irvan Irfan Mohon Tunggu... Penulis - Penulis dan Aktifis Sosial

Sedang belajar jadi Penulis

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Sekolah yang Merampas Kemerdekaan Anak-anak

27 Juli 2019   12:38 Diperbarui: 28 Juni 2020   22:22 394
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Lalu mengapa banyak orang tidak tergerak atas perampasan kebebasan anak-anak? Mengapa banyak orang membiarkan anak-anak dipungkiri hak asasinya, bahkan saat mereka melihat anak-anak menderita di sekolah karena dirampas kebebasannya?

Sudah pasti bukan karena kita tidak suka anak-anak. Kebanyakan orang suka anak-anak. Saya pikir masalahnya adalah pengabaian.

Ya, karena banyak orang masih percaya bahwa sekolah wajib yang berbasis kurikulum, yang dimotivasi oleh "reward" and "Punishment" atau penghargaan dan hukuman adalah esensial bagi kesuksesan anak-anak saat dewasa nanti. Dan bahwa sekolah seperti itulah yang dibutuhkan orang-orang sekarang daripada di masa lalu. Banyak orang masih percaya ini meskipun  sekarang ini banyak fakta bahwa ini tidak benar. Faktanya beberapa tahun belakangan  ini di beberapa negara makin banyak sekolah-sekolah non-konvernsional yang muncul serta makin bertambahnya keluarga-keluarga yang mengabaikan peraturan perundang-undangan sekolah wajib dan tidak 'menyekolahkan' anak-anak mereka atau memasukkan anak-anak mereka ke sekolah-sekolah dimana anak-anak dengan bebas mengejar minat mereka sendiri tanpa penilaian institusional. 

Namun untuk memahami apa itu sekolah,  ada baiknya kita paparkan dulu asal kata dari sekolah, dan sejarah singkat pendidikan sekolah

Asal kata sekolah

Secara etimologis,  berdasarkan sejarah asal katanya, istilah sekolah atau"school" berasal dari bahasa Yunani Kuno "skhole" yang artinya "free time" (waktu senggang). Kata ini juga mencakup pengertian "dengan cara apa waktu luang dimanfaatkan."  Namun pengertian sekolah atau"skhole"kemudian bergeser menjadi "sekelompok orang yang diberikan pengajaran." Kemudian berkembang sebagai berkumpulnya murid-murid di lokasi tertentu untuk belajar. Pergeseran makna dan pengertiandari sekolah justru menjadi sempit, karena pada dasarnya waktu luang bebas digunakan atau diisi dengan berbagai macam kegiatan yang disenangi. Ada dua unsur dari pengertian aslinya yaiut di sana ada kegembiraan dan kebebasan. Di jaman kuno selain di  Yunani, sekolah juga kita temukan di Romawi, India, hingga Tiongkok. Di jaman kerajaan kuno Hindu-Budha Nusantara kita mengenal istilah padepokan atau perguruan.

Kemudian oleh Romawi Kuno kata sekolah diserap ke dalam bahasa Latin, "scola", yang berarti tempat atau institusi yang memberikan pengajaran dalam bidang tertentu. Lalu Inggris menyerapnya kedalam bahasanya menjadi "School."

Demikian sekelumit asal usul kata atau istilah sekolah yang kita kenal saat ini. Namun bila kita ingin lebih memahami mengapa sekolah saat ini semakin jauh dari makna dan semangat aslinya yaitu belajar dengan gembira dan bebas merdeka, maka ada baiknya kita tahu sejarah perkembangan sekolah dari masa ke masa.

 

Sejarah Singkat Sekolah 

" Sekolah bukanlah produk dari  kebutuhaan logis ataupun wawasan ilmiah, ia adalah produk sejarah."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun