Kompleksitas-kompleksitas dari relasi-relasi kekuasaan yang telibat muncul ketika kita mencoba untuk merasakan pengalaman-pengalaman relasi-relasi gender laki-laki dan perempuan, pembagian kerja khusus di tiap tempat kerja. Saat itu disana nampak tak logis sama sekali bagaimana cara kerja diorganisir dan pekerjaan-pekerjaan dibagi-bagi.Â
Sebagian ini karena kita bermaksud cuma untuk melihat logika kapital di dalam sebuah pembagian kerja. Ada anomali disana, yang jelas nampak, tak hanya antara industri-industri namun terkadang di dalam industri yang sama. Laki-laki bekerja didalam suatu wilayah khusus di dalam satu tempat dan dan perempuan di wilayah yang sama di tempat lainnya.Â
Namun demikian dalam tiap kasus kita diberitahu mengapa laki-laki atau perempuan cocok dengan pekerjaan tersebut-yang nyata-nyatanya pekerjaan yang sama. Apa yang kita bawa pulang ini lagi dan lagi adalah fakta bahwa tak ada yang inheren di dalam pekerjaan yang membuatnya laki-laki atau perempuan.Â
Definisi gender dari pekerjaan-pekerjaan, dan pembagian kerja seksual, secara sosial dan historis dikontruksi. Sebuah 'logika' untuk organisasi kerja muncul; namun hanya sekali kita mulai berpikir dalam syarat-syarat dinamika konstruksi gender; bagaimana maskulinitas dan femininitas diproduksi di dalam relasi satu sama lain lewat kerja.
 Perubahan-perubahan di dalam proses kerja tak hanya dikaburkan oleh pembagian kerja seksual, mereka berpotensi menganggu reproduksi dengan mendorong kontradiksi-kontradiksi di dalam proses. Masalah bagaimana kontrol manajemen bisa ditantang oleh para pekerja pada akhirnya tergantung pada bagaimana pembagian kerja dikonfrontir.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H